Karakter kopinya yang lebih manis dari kopi kebanyakan, membuat kopi Gunung Puntang cocok dikonsumsi mereka yang senang menjelajah rasa. Ketika dicicip, notes karamel dan serai langsung terasa di lidah.
Rasa unik ini rupanya bukan disengaja, tingkat pH tanah yang berada di kisaran 5,6-6 membuat perkebunan kopi ini bisa tumbuh dengan baik. Kehadiran tanaman penaung serta intensitas cahaya yang pas, membuat biji kopi menjadi kaya rasa.
Baca Juga: Apa Perbedaan Kopitiam dan Kedai Kopi Kekinian?
Berpiknik ke lokasi perkebunan kopi Gunung Puntang, akan lebih baik dilakukan sebelum sore hari guna mendapatkan pengalaman berkeliling kebun yang maksimal. Pejalan yang belum pernah melihat pohon kopi mungkin akan terkejut ketika melihat buah kopi yang ranum dan berwarna merah layaknya ceri.
Melalui dataran pegunungan yang berliku, pendakian di wilayah ini semakin terasa lengkap berkat adanya kesempatan untuk memetik buah kopi yang sudah merah, sekaligus ikut membersihkan batang yang tumbuh di sisi-sisinya.
Kegiatan piknik kemudian ditutup dengan menyaksikan proses pengolahan biji kopi hingga menjadi siap minum. Sesi mencicipi jenis kopi (cupping) menjadi daya tarik yang tak boleh dilewatkan.
Pejalan juga akan diajari cara mencicipi kopi yang benar, agar orisinalitas rasa dari masing-masing kopi bisa terasa di setiap tegukannya
Kopi Gunung Cikuray
Berbeda dari kedua kopi sebelumnya, kopi yang ditanam di sekitaran gunung Cikuray, Garut ini justru memiliki aroma kayu yang sangat kuat. Teksurnya yang lebih kental juga membuat varietas kopi ini berbeda dengan kopi di wilayah lain.
Beberapa petani juga mengembangkan kopi dengan buah berwarna kuning sebagai varian lain dari kopi arabika Gunung Cikuray, rasanya pun cukup unik, yakni sensasi kecut ala asam jeruk dengan tekstur yang kental.
Untuk mengunjungi perkebunan ini, pejalan bisa mencoba lokasi pendakian yang tersebar di berbagai wilayah di gunung. Aktivitas bisa dilanjutkan melalui kunjungan ke wilayah perkebunan sembari melihat-lihat biji kopi yang mulai matang.
Baca Juga: Menyelamatkan dan 'Mengadopsi' Barista Korban PHK Lewat Gerakan Barista Asuh
Layaknya kedua destinasi sebelumnya, proses pemetikan, penjemuran, hingga proses penumbukan juga bisa ditemui langsung di lokasi ini. Untuk menikmati sensasi rasa kopi Gunung Cikuray, beberapa spot kafe merangkap koffee shop tersebar luas di pinggir jalan pegunungan untuk disinggahi.
Lewat perjalanan mengunjungi berbagai destinasi penghasil kopi terbaik nusantara, pejalan diharapkan dapat tetap mematuhi protokol kesehatan berupa penerapan protokol kesehatan menggunakan masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan (3M).
Terapkan pula prinsip Clean, Health, Safety, Environment (CHSE) saat menaiki kendaraan umum atau pribadi ketika menuju tempat wisata, berkuliner, hingga menjelajah agar kesehatan tetap terjaga.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR