Untuk mengunjungi lokasi perkebunan, pejalan dapat memulai perjalanan di pagi hari dari pusat Kota Bandung menuju desa Pasir Mulya, lokasi perkebunan kopi Malabar berada.
Sesampainya di lokasi, pejalan harus melalui jalan perkebunan secara berjalan kaki atau menggunakan motor dengan jarak 3 kilometer.
Jalur perjalanan yang cukup melelahkan akan terobati seketika setelah berada di areal perkebunan. Di sini, pejalan bisa menikmati suasana dingin ala kota kembang, sekaligus melihat-lihat areal perkebunan.
Jika ingin rehat sejenak, pejalan bisa menumpang di saung yang ada di sekitar, sekaligus melihat hamparan biji kopi yang sedang dijemur di atas permukaan tanah.
Melalui jalan setapak, pejalan akan diajak berkunjung ke Penangkaran Luwak Malabar yang terdiri dari kandang-kandang luwak berukuran 2,5 x 2,5 meter.
Baca Juga: Kopi Tiom, Memunguti yang Diabaikan
Uniknya, meski luwak menjadi hewan yang memproses biji kopi, pihak pengelola justru hanya sesekali memberikan kopi pada luwak sebagai selingan. Sisanya, para luwak justru diberikan makanan biasa, seperti buah-buahan.
Jika memiliki waktu lebih, tidak ada salahnya untuk menjajal proses pemetikan biji kopi dari pohonnya. Mintalah bantuan petugas guna menghindari salah pemetikan sekaligus mempelajari cara menentukan kapan biji kopi sudah bisa dipanen.
Melalui kunjungan ke kopi Malabar, pejalan bisa mencicipi langsung cita rasa kopi yang mendunia. Di lokasi kafe, pejalan bisa mencium aroma biji kopi yang sudah dibersihkan dari cangkangnya.
Selain itu, jangan lupa untuk mencoba kopi luwak tubruk yang menjadi ikon dari perkebunan ini. Untuk urusan higientias, kopi luwak sudah melalui pencucian ganda serta mengalami proses penjemuran untuk menjaga kebersihannya.
Kopi Gunung Puntang
Sempat menjadi jawara kategori rasa dalam ajang Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat pada 2016 lalu. Kopi Gunung Puntang masih dikenal luas oleh para pecinta kopi.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR