Nationalgeographic.co.id—Jika Anda adalah seorang pemelihara hewan seperti kucing atau anjing, pernahkah Anda berlarut dalam kesedihan ketika peliharaan Anda sakit? Dan, apakah Anda pernah merasa bila kesedihan Anda justru lebih larut daripada seseorang yang Anda cintai sakit?
Jika iya, Anda tidak sendirian. Ada banyak pemelihara hewan yang mencintai peliharaannya begitu dalamnya. Bahkan, saking dalamnya ada pula yang memberikan perhatian khusus pada mereka daripada orang lain.
Hal Herzog, profesor psikologi dari Western Carolina University menganalisa interaksi hubungan manusia dengan hewan peliharaan. Menurutnya, manusia terlalu terikat pada hewan umumnya disebabkan kombinasi dari biologis kita, dan kebutuhan kita akan kasih sayang.
Baca Juga: Studi: Memelihara Anjing Dapat Membuat Anda Panjang Umur
"Ketika kamu menyentuh dan melihat peliharaanmu, otak akan mengeluarkan zat kimia yang membuatmu merasa baik," terangnya dikutip dari BDCwire.com.
Adapun kebutuhan kasih sayang itu bermuara pada fakta bahwa hewan peliharaan dapat menawarkan (umumnya) cinta tanpa syarat. Cinta tanpa syarat inilah yang membuat orang merasa senang.
Ia juga menerangkan, bahwa fenomena itu juga terpengaruh dari media dan iklan yang berunsur hewan peliharaan. Industri hewan peliharaan memasarkan hewan peliharaan sebagai sahabat yang diingikan manusia, dan makhluk penyayang yang dapat kita merasa tidak terlalu kesepian. Sehingga, hidup terasa dipuaskan.
"Ketika saya masih kecil, kami menonton TV, dan acara favorit saya itu adalah Lassie," terang Herzog. "Dan Lassie adalah sahabat terbaik Teddy, maka mereka memperlakukannya seperti anggota keluarga."
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | psychology today,ResearchGate |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR