Untuk menguji salah satu prinsip klasik imunologi tersebut, para peneliti harus menemukan terlebih dulu bakteri yang tidak mungkin pernah melakukan kontak sebelumnya dengan sistem kekebalan mamalia. Mereka memilih tempat yang jauh di tengah Samudra Pasifik, di Kawasan Lindung Kepulauan Phoenix di Kiribati, sekitar 1.650 mil di barat daya Hawaii.
"Ini bukan hanya lautan dalam, tetapi juga bagian laut yang paling dalam, kuno, terpencil dan terlindungi," kata Randi Rotjan, ahli ekologi kelautan Boston University, kepada Live Science.
"Kedalamannya 4.000 meter; tidak ada mamalia yang menetap; dan itu di ruang khatulistiwa di mana bahkan tidak akan ada paus yang menyelam di dalamnya," kata Rotjan, mengacu pada fakta bahwa paus cenderung berkembang biak di satu belahan bumi dan mencari makan di belahan bumi lain, sehingga mereka hanya melintasi ekuator saat bermigrasi.
"Ini adalah tempat yang baik untuk menemukan bakteri yang sama sekali berbeda dari bakteri yang berinteraksi dengan kita di darat," tambahnya lagi.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Makhluk Aneh yang Hidup di Bawah Lapisan Es Antartika
Sesampai di sana, para peneliti menggunakan kapal selam jarak jauh untuk mengumpulkan bakteri laut dari sampel air, spons, bintang laut, dan sedimen, sebelum menumbuhkannya menjadi 117 spesies. Setelah mengidentifikasi ciri-ciri semua bakteri itu, para peneliti memperkenalkan 50 strain bakteri di antaranya ke tikus dan sel-sel kekebalan manusia. Yang mengejutkan, mereka menemukan bahwa 80 persen mikroba, sebagian besar dari genus Moritella, lolos dari deteksi sel-sel kekebalan manusia. Reseptor pada sel-sel kekebalan sumsum tulang mamalia yang digunakan dalam penelitian tidak mampu melihatnya.
"Benar-benar mengejutkan," komentar Kagan mengenai hasil studi ini.
Dari hasil studi yang telah terbit secara online pada 12 Maret 2021 di jurnal Science Immunology ini, Kagan berpikir, "ada kemungkinan bahwa ada hewan invertebrata di kedalaman Samudera Pasifik yang buta terhadap E. coli (bakteri yang hidup di dalam usus manusia)."
Mereka mencoba mempersempit karakteristik bakteri laut mana saja yang membuat mereka tidak terlihat oleh reseptor kekebalan kita. Tim juga mengekspos tikus dan sel-sel manusia, hanya pada satu bagian tertentu dari dinding sel bakteri, yang disebut lipopolysaccharide (LPS). Sistem kekebalan mamalia diketahui menggunakan bagian terluar dari dinding sel bakteri ini untuk mengenali apa yang disebut bakteri gram negatif dan melakukan perlawanan. Para peneliti menemukan bahwa reseptor sel-sel mamalia juga buta terhadap LPS.
Baca Juga: Hasil Analisis Empat Mikroba di Luar Angkasa, Tiga Tak Dikenal Sains
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR