Cerita oleh Zulkifli
Nationalgeographic.co.id—“Saya tidak ingin meneruskan usaha ibu saya ini!” Kalimat itu meluncur begitu saja dari sosok perempuan yang sedang duduk di hadapan saya. Sore itu ia mengenakan pakaian serba hijau. Wajahnya keras dengan mata yang tajam. “Karena saya sering dimarahi ibu ketika membantunya di rumah makan dulu.” Ia melanjutkan kalimat yang sempat tertahan tadi.
Perempuan itu Desmawati namanya. Usianya telah lewat setengah abad. Saya baru saja menghabiskan sepiring nasi dengan sepotong rendang di Rumah Makan One Nan Lamo di bibir jalan raya yang padat yang mengarah ke satu kampus negeri terbesar di Sumatera Barat. Rumah makan ini adalah kepunyaannya.
Buk Beti, begitu ia biasa dipanggil, sedari kecil tumbuh di lingkungan yang kesehariannya dipenuhi oleh ragam masakan. Ibunya menjual nasi dan lauk pauk di kedai kecil di rumah mereka. Dulu sekali diwaktu kecil ia sering ke Pasar Raya di tengah Kota Padang untuk membeli bahan masakan. Ia juga melihat bagaimana One, panggilan ibunya, meramu bahan makanan itu di dapur mereka. Ia tak mengecap pendidikan yang tinggi.
Sebabnya?
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR