Para peneliti juga menambahkan kalau temuannya membantah gagasan sebelumnya bila vokalisasi terbatas dalam representasi ikonik. Anggapan sebelumnya suara atau vokalisasi yang tak mengadung kata untuk komunikasi akan terbatas pada pendengar lintas budaya yang bahasa dan rumpun bahasanya berbeda.
Kelebihan eksperimen ini sendiri dilakukan secara daring sehingga peserta yang beragam ini benar-benar berasal dari seluruh penjuru dunia.
Selain itu sebagai tambahan juga menggunakan eksperimen lapangan menggunakan 12 makna yang mudah digambarkan.
Lewat uji di lapangan ini memungkinkan para peneliti memahami apakah peserta yang tinggal di masyarakat yang sama secara lingkup penuturan dapat memahami vokalisasi itu. Hasil di lapangan memungkinkan makna yang lebih akurat dari yang daring.
Baca Juga: Perubahan Kata Percakapan: Pertanda Berakhirnya Hubungan Percintaan
Sedangkan pada eksperimen daring, akurasinya tertinggi pada 98,6 persen untuk kata kerja 'tidur', hingga 34,5% pada kata tunjuk 'itu'. Secara berturut-turut adalah 'tidur', 'makan', 'anak', 'harimau', dan 'air'. Kemudian dari yang terburuk adalah 'itu', 'kumpulkan', 'tumpul', 'tajam', dan 'pisau'.
Para peneliti meyakini, temuan ini berpotensi bahwa vokalisasi ikonik dapat menciptakan kata-kata asli yang diucapkan semua bahasa di dunia. Gerakan ikonik juga ternyata berperan penting untuk evolusi komunikasi manusia, yang penting dalam bahasa isyarat modern.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR