Fosil Meganeura ditemukan di Prancis pada tahun 1880. Pada tahun 1885, ahli paleontologi Prancis Charles Brongniart menggambarkan dan menamai fosil tersebut “Meganeura” (bersaraf besar), yang mengacu pada jaringan pembuluh darah pada sayap serangga. Spesimen fosil lain yang bagus ditemukan pada tahun 1979 di Bolsover di Derbyshire. Holotype disimpan di Museum Nasional Sejarah Alam, di Paris.
Ada beberapa kontroversi tentang bagaimana serangga zaman Karbon dapat tumbuh begitu besar. Dilansir dari Geology Page, tingkat oksigen dan kepadatan atmosfer adalah salah satu penyebab utama. Adanya tekanan parsial oksigen yang lebih tinggi di atmosfer membuat kondisi lebih cocok untuk evolusi serangga besar.
Harlé (1911) mengungkapkan bahwa Meganeura hanya bisa terbang karena pada saat itu atmosfer menyediakan lebih banyak oksigen daripada 20 persen saat ini. Teori ini awalnya ditolak oleh sesama ilmuwan, tetapi baru-baru ini disetujui melalui analisis lebih lanjut tentang hubungan antara ketersediaan oksigen dan gigantisme.
Baca Juga: Pameran Seni Foto “DRAGONFLY: Pengetahuan & Citra” Karya Wahyu Sigit
Hipotesis ini awalnya ditolak oleh sesama ilmuwan, tetapi baru-baru ini mendapat persetujuan melalui studi lebih lanjut tentang hubungan antara gigantisme dan ketersediaan oksigen. Jika hipotesis ini benar, serangga ini akan rentan terhadap penurunan kadar oksigen dan tentu saja tidak dapat bertahan hidup di atmosfer modern kita.
Penelitian lain menunjukkan bahwa serangga benar-benar bernapas, dengan "siklus cepat kompresi dan ekspansi trakea". Analisis terbaru dari energi penerbangan serangga dan burung modern menunjukkan bahwa baik tingkat oksigen dan kepadatan udara memberikan batas atas pada ukuran.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | geology.com |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR