Nationalgeographic.co.id—Gigi megalodon prasejarah sepanjang 4,3 inci atau sekitar 11 sentimeter ditemukan di sebuah pantai di Inggris. Megalodon, ikan purbakala itu, adalah jenis hiu terbesar yang pernah hidup di bumi ini.
Seorang warga menemukan gigi itu di Naze, sebuah tanjung di pantai Essex, di Inggris timur. Daerah ini dianggap sebagai daerah yang penting secara internasional karena satwa-satwa liar yang mendiami daerah tersebut, dan juga dikenal dengan penemuan sejumlah fosilnya.
Orang yang menemukan fosil gigi megalodon tersebut melaporkannya ke Naze Nature Discovery Centre, yang kemudian membagikan foto gigi itu di halaman Facebook-nya pada hari Selasa lalu. Naze Nature Discovery Centre mengatakan bahwa itu adalah gigi megalodon kedua yang ditemukan di Naze pada tahun 202
Megalodon hidup di perairan hangat dan subtropis di seluruh dunia selama periode Miosen, antara 3,6 hingga 20 juta tahun yang lalu. Hewan ini sudah lama punah dan mereka dianggap sebagai nenek moyang hiu putih besar. Hiu purbakala ini bisa tumbuh hingga sepanjang 49 kaki. Mereka adalah ikan terbesar yang pernah dikenal di bumi ini.
Naze Nature Discovery Centre mengatakan temuan itu "langka". Ada tiga fosil gigi yang dilaporkan ditemukan Naze pada 2019, dan dua lainnya dalam dua minggu tahun ini, seperti dilaporkan Newsweek.
Pada 2019, dua anak berusia 5 dan 9 tahun menemukan gigi megalodon, lapor Clacton Gazette. Peter Stewart, yang menemukan gigi bersama cucu-cucunya saat itu berkata, "Setelah mencari hanya beberapa menit, kami menemukan satu (gigi) milik hiu megalodon berusia 50 juta tahun, ikan terbesar yang pernah hidup."
"Temuan itu dikonfirmasi sangat langka oleh staf di pusat pengunjung tersebut."
Menyusul penemuan terbaru ini, Naze Nature Discovery Centre menulis di Facebook, "Gigi ini telah terawetkan dengan sangat baik dan pinggiran bergeriginya masih terlihat. Proporsi bagian kirinya hilang dan masih berukuran sebelas sentimeter!"
Baca Juga: Fosil Megalodon dan Hewan Laut Purba Lainnya Ditemukan di Sukabumi
Naze Nature Discovery Centre kemudian mewanti-wanti para pemburu fosil yang tertarik untuk menjelajahi Naze untuk berhati-hati. Mereka menulis, "Harap diperhatikan bahwa tebing Naze adalah situs minat ilmiah khusus dan penggalian/pendakian di tebing dilarang. Sebagian besar fosil dapat ditemukan di pantai, tempat yang aman untuk berburu fosil."
Banyak pengguna Facebook yang menunjukkan kekaguman mereka terhadap foto penemuan gigi megalodon tersebut dengan menuliskan di kolom komentar di bawah postingan tersebut. Namun ada juga beberapa orang yang skeptis bahwa gigi itu berasal dari Naze.
Seorang pengguna mengatakan dia percaya bahwa gigi itu berasal dari AS dan "dikubur oleh pemburu fosil yang bermaksud baik."
Baca Juga: Fakta-fakta Megalodon, Hiu Purba Raksasa yang Hidup Jutaan Tahun Lalu
Fosil-fosil megalodon telah ditemukan di laut tropis dan beriklim dangkal di pantai dan daerah landas kontinen di setiap benua kecuali Antarktika. Pantai North Carolina dan South Carolina telah dikenal sebagai hotspot untuk menemukan fosil gigi megalodon.
Naze Nature Discovery Centre menjawab bahwa gigi itu "ditemukan terbungkus dalam lempung London di pantai Naze, aneh karena ini adalah fosil periode Miosen dan lempung itu adalah Eosen. Gigi megalodon yang ditemukan di Naze berasal dari lapisan pertemuan antara batu karang merah dan tanah liat London."
Jack Cooper, seorang mahasiswa program doktor yang mempelajari hiu dan megalodon di Swansea University di Inggris, mengatakan bahwa temuan itu "sangat jelas dari gigi megalodon mengingat ukurannya yang besar dan pita gigi yang berbeda antara mahkota dan akar dan gerigi di sepanjang pinggiran potongan gigi tersebut.
“Selain itu, satu-satunya daerah di mana gigi megalodon pernah ditemukan di Inggris setahu saya memang di daerah Essex, khususnya formasi karang merah, meskipun gigi itu cukup langka di sana. Jika ini ditemukan dari Naze, maka itu akan menjadi penemuan yang sangat langka," ujar Cooper seperti dilansir Newsweek.
Cooper berkata, "Terlepas dari asal pasti gigi tersebut, gigi megalodon sangat langka di Inggris sehingga penemuannya sangat luar biasa."
Source | : | Newsweek,Clacton Gazette |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR