Menilik kabar The Vintage News, alih-alih berpendapat peta Piri Reis menggambarkan Antartika, beberapa peneliti lebih berpendapat itu adalah garis pantai Amerika Selatan yang tak muat digambarkan olehnya.
Daratan yang terhubung dengan Amerika Selatan itu justru merupakan gambar terdetail atas bagian paling selatan benua.
Sedangkan menurut William A.R Richardson di jurnal The International Journal for the History of Cartography yang dipublikasikan Mei 2010, kawasan itu belum pernah dipetakan dan dikunjungi peradaban Barat, sebelum Ferdinand Magellan pada 1520-an.
Hipotesis lain berpendapat bahwa peta yang menjorok di selatan itu adalah kawasan terdekat ke Afrika dari Brazil. Sedangkan bagian utara dari peta Piri Reis adalah kepulauan Amerika Tengah yang masih dianggap daratan besar.
Benarkah karena alien atau catatan peradaban kuno sebelum Antartika membeku, atau Piri Reis kehabisan tempat untuk menggambarkan Amerika Selatan? Para ilmuwan masih belum menemukan jawaban jelas atas misteri peta itu.
Baca Juga: Leonardo da Vinci Ubah Pemetaan dari Seni Menjadi Sains
Piri Reis sendiri menulis dalam buku Kitabi Bahriye (Buku Bahari .terj) yang Piri Reis sendiri tulis, mengaku bahwa ia tak pernah berlayar ke Atlantik. Penyusunan peta yang dibuatnya berdasarkan gabungan puluhan peta asal Arab, Yunani, Tiongkok, India, Portugis, dan Spanyol.
Dia juga mengadopsi peta yang dibuat Christopher Colombus. Hal ini ditulis oleh Sevim Tekeli dalam The Map of America by Piri Reis, bahwa kesalahan Colombus juga tertuang dalam peta Piri Reis, seperti Kuba yang dianggap sebagai semenanjung benua.
Terlepas dari petanya yang misterius, buku yang dibuat Piri Reis ternyat berkontribusi besar pagi ilmu geografi dan navigasi di masa selanjutnya.
Kendati demikian, ia harus dihukum mati pada 1554 karena menolak mendukung Gubernur Basra dalam pertarungan melawan Portugis di Teluk Persia. Namanya kini digunakan dalam beberapa kapal di Turki.
Baca Juga: Spionase, Peta Rahasia, dan Pencarian Kekuasaan di Eropa Abad Ke-16
Source | : | The Vintage News,express.co.id,sumber lain |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR