Nationalgeographic.co.id—Berkat foto-foto dari Google Earth, sekelompok peneliti berhasil mengidentifikasi geoglyph terbesar di dunia. Menurut laporan studi mereka, seperangkat garis berliku-liku yang ditemukan di Gurun Thar India kemungkinan merupakan geoglyph terbesar yang pernah ditemukan.
Geoglyph merupakan gambar atau desain luas yang dibentuk di tanah atau batu. Gambar-besar di tanah semacam ini sebelumnya tidak pernah ditemukan di India. Geoglyph sebelumnya hanya pernah ditemukan di negara-negara lain, antara lain Peru dan Kazakhstan.
Geoglyph yang ditemukan di gurun India ini dilaporkan terdiri atas beberapa spiral dan garis-garis panjang yang meliuk-liuk yang menggandakan diri mereka lagi dan lagi. Pola geogplyph ini mencakup luas 20,8 hektare dari wilayah gersang gurun di dekat perbatasan India dengan Pakistan. Mengikuti semua jalur dari garis-garis geoglyph ini membutuhkan perjalanan sejauh 48 kilometer.
Tidak jelas mengapa garis-garis ini dibuat, meskipun mereka terletak di dekat beberapa tugu batu atau tumpukan baru dan batu-batu peringatan. Batu-batu peringatan itu diukir dengan gambar dewa Hindu Krishna dan Ganesha.
Garis-garis itu mungkin memiliki semacam makna religius atau seremonial, tulis para penemu dan peneliti independen dari Prancis, Carlo Oetheimer dan Yohann Oetheimer dalam laporan studi mereka. Laporan studi mereka ini rencananya akan diterbitkan di jurnal Archaeological Research in Asia edisi September mendatang.
Pola keseluruhan dari garis-garis geoglyph itu tidak terlihat dari tanah, karena tidak ada titik tinggi di dekatnya dan medan wilayah itu berbentuk datar. Namun hanya dengan menjelajahi wilayah itu di Google Earth, kedua peneliti dapat menemukan geoglyph tersebut.
Baca Juga: Penemuan Geoglyph Kucing Besar Nazca Di Peru. Kuno atau Baru?
Para peneliti pertama kali menemukan garis-garis itu di Google Earth pada tahun 2014 saat melakukan survei virtual di wilayah tersebut. Pada 2016, mereka mengunjungi kumpulan situs menarik. Beberapa titik yang menjanjikan ternyata menjadi alur untuk penanaman pohon yang gagal. Namun di dekat desa Boha di India, para peneliti menemukan pola yang tidak ada hubungannya dengan pertanian.
"Garis-garis Boha ini menonjol dalam hal ukuran monumentalnya, bentuknya (spiral raksasa, boustrophedon dan spiral kecil ovoid, ditambah beberapa bagian garis yang terkait dengan motif utama) dan orientasi spiral raksasa," kata kedua peneliti dalam penjelasan mereka melalui email kepada Live Science.
Sebuah boustrophedon mengacu pada garis yang menggandakan dirinya sendiri, pertama pergi dari kanan ke kiri dan kemudian kiri ke kanan, dalam pola bergantian. Beberapa bahasa tertulis kuno, termasuk Yunani kuno dan Etrusia (dari tempat yang sekarang disebut Italia), ditulis dengan gaya bolak-balik ini.
Secara umum, garis-garis geoglyph di India ini terbentuk cukup halus di tanah. Mereka digali ke dalam tanah gurun sedalam sekitar 4 inci atau 10 sentimeter dan lebarnya hanya 8 hingga 20 inci atau 20 hingga 50 sentimeter.
Para peneliti tidak yakin bagaimana garis-garis itu dibuat. Namun menurut mereka, bisa saja garis-garis itu dibentuk dengan bajak yang ditarik oleh hewan penarik, seperti unta.
Berdasarkan pelapukan dan pertumbuhan vegetasi yang jarang di dalam dan di sekitar garis-garis geoglyph itu, para peneliti memperkirakan bahwa desain tersebut berusia sekitar 150 tahun, atau mungkin setua 200 tahun. Usia yang lebih tua itu akan menempatkan mereka sejalan dengan usia batu-batu peringatan yang ditemukan di dekatnya.
Para peneliti mengatakan daerah geoglyph itu tidak digarap untuk pertanian. Tanpa air yang tersedia untuk irigasi di dekatnya, lahan tersebut saat ini hanya digunakan untuk menggembalakan kambing dan domba.
Baca Juga: Geoglyph Misterius Ditemukan di Dekat Gurun Nazca
"Bentuk garis-tulis bukanlah bidang persawahan," jelas Oethemier bersaudara kepada Live Science. "Mereka pasti desain."
Bagian terbesar dari geoglyph tersebut adalah spiral raksasa yang mencakup area seluas 0,13 kilometer persegi, yang akan berukuran sepanjang 12 kilometer jika direntangkan menjadi garis lurus. Di dekatnya ada garis berbentuk ular sepanjang 11 kilometer dan pola bergaya boustrophedon, yang terdiri dari 23 garis yang hampir sejajar. Garis-garis itu secara total memiliki panjang 9,2 kilometer.
Ada juga spiral-spiral kecil lainnya dan sejumlah garis samar di dekatnya. Hal ini menunjukkan bahwa geoglyph ini dulunya berbentuk jauh lebih besar.
Baca Juga: Simbol Misterius di Kazakhstan : Berapa Usia yang Sebenarnya?
Total ada sembilan struktur batu di dalam dan di sekitar garis. Yang terbesar adalah pilar setinggi lebih dari 1,6 meter.
Tiga dari struktur tersebut adalah tugu batu, empat adalah batu peringatan berukir dengan prasasti yang masih dipelajari, dan tiga lainnya adalah batu persegi panjang sederhana yang digunakan untuk tugu peringatan atau landmark. Batu terakhir adalah batu sati, yang didirikan untuk mengenang seorang janda yang melemparkan dirinya ke atas tumpukan kayu pemakaman suaminya setelah kematian sang suami dalam pertempuran.
Bagaimanapun, ukiran-ukiran dan tugu-tuga peringatan tua adalah hal biasa di Gurun Thar, tulis para peneliti. Jadi batu-batu itu mungkin tidak ada hubungannya dengan geoglyph di sekitar mereka.
Baca Juga: Raksasa Cerne Abbas yang Mencolok, Arkeolog Terus Pecahkan Misterinya
Untuk saat ini, para peneliti menambahkan, jalur tersebut perlu dilindungi. Mereka telah dirusak oleh kendaraan yang melintasinya jika dibandinkan dengan kondisi 2014 saat citra satelit atas wilayah tersebut diambil.
Tujuan geoglyph lain di seluruh dunia juga tetap tidak dapat dijelaskan. Garis Nazca yang terkenal di Peru menggambarkan burung, kucing, dan hewan lainnya, dan telah dipelajari oleh para arkeolog modern sejak tahun 1920-an. Namun demikian, tidak ada yang tahu mengapa garis-garis itu dibuat.
Tujuan geoglyph melingkar dan heksagonal di Amazon juga tidak jelas. Geoglyph ini tidak menunjukkan tanda-tanda tempat tinggal di dalamnya, dan tebakan terbaik para arkeolog adalah bahwa desain tersebut memiliki semacam fungsi seremonial. Jadi, tujuan pembuatan geoglyph terbesar di dunia yang ada di India ini juga menjadi salah satu misteri berikutnya.
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR