Proses penemuan jenis baru burung ini merupakan hasil dari sebuah kerja sama antara Indonesia dan Perancis yang dilakukan dua kali, yaitu pada tahun 2014 dan 2017. Proyek ini masuk dalam kerangka besar Lengguru Project yang diselenggarakan oleh French Institute de Recherche pour le Développement (IRD), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Papua (UNIPA), Universitas Cendrawasih (UNCEN), Universitas Musamus (UNMUS), dan Politeknik KP Sorong.
Tim peneliti dalam penemuan spesies baru burung berrypecker ini terdiri atas Hidayat Ashari dari Indonesia serta Borja Milá, Jade Bruxaux, Guillermo Friis, Katerina Sam, dan Christophe Thébaud dari Perancis. Ekspedisi pertama dilakukan pada November 2014 saat tim ekspedisi berhasil sampai di ketinggian 1.100-1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Selama empat hari dilokasi ini, tim ekspedisi berhasil menangkap seekor burung jantan, yang belum bisa diidentifikasikan secara jelas, dan hanya diidentifikasi sebagai Melanocharis.
Baca Juga: Misteri Kerangka Gadis yang Dikubur dengan Burung Kutilang di Mulutnya
“Kemudian Oktober-November 2017, kami kembali ke sana dengan peralatan dan logistik yang lebih baik, dan selama 22 hari pada ketinggian 1200 mdpl itu kami berhasil menangkap tiga individu lagi,” tutur Hidayat.
Sebelumnya pada 2015, peneliti biologi Jared Diamond dan K. David Bishop, pernah sampai di ketinggian 1.000 mdpl di pegunungan tersebut pada kurun waktu 1983 dan 2013. Mereka melaporkan melihat seekor burung betina yang diduga adalah dari jenis ini. Mereka menggambarkan burung tersebut memiliki bagian atas berwarna zaitun dan bagian bawah pucat agak kekuningan dan bergaris-garis tidak jelas. Sayangnya tidak ada spesimen ataupun foto dari burung tersebut.
Dalam studi terbaru ini, pemeriksaan terhadap spesimen burung tersebut selanjutnya dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan spesimen Melanocharis jenis yang lain yang ada di Museum Zoologi Bogor (MZB) LIPI. Selain itu, para peneliti juga melakukan analisis filogenik berdasarkan data DNA burung itu, dan mencapai kesimpulan bahwa burung ini merupakan jenis baru.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR