Padahal, tidak sesederhana itu, Sahabat. Sebab, perbedaan antara jarak Bumi di posisi terdekatnya dari Matahari dan di posisi terjauhnya dari Matahari tidaklah mempengaruhi secara signifikan jumlah paparan cahaya Matahari yang sampai ke Bumi. Sebagai perbandingan, jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari adalah 149,6 juta kilometer, sedangkan jarak terdekat Bumi-Matahari adalah 147,1 juta kilometer dan jarak terjauhnya adalah 152,1 juta kilometer. Perbedaannya tidak signifikan.
Kalau begitu, suhu udara yang terasa lebih dingin tiap pagi dalam beberapa hari belakangan ini disebabkan oleh apa?
"Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tidak ada panas dari permukaan Bumi (yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari) yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan," tulis LAPAN dalam keterangannya.
Baca Juga: Kenapa Atmosfer Matahari Jauh Lebih Panas daripada Permukaan Matahari?
Mengingat posisi Matahari saat ini berada di belahan utara, maka tekanan udara di belahan utara lebih rendah dibanding belahan selatan yang mengalami musim dingin. Oleh karenanya, angin bertiup dari arah selatan menuju utara dan saat ini angin yang bertiup itu dari arah Australia yang memang mengalami musim dingin.
Dampak yang ditimbulkan adalah efek penurunan suhu yang saat ini sedang terjadi, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di selatan khatulistiwa.
Posisi Bumi yang berada pada titik terjauh dari Matahari juga tak mempengaruhi panas yang diterima Bumi. Hal ini karena panas dari Matahari terdistribusi ke seluruh Bumi, dengan distribusi yang pengaruhnya paling signifikan disebabkan oleh pola angin.
"Mengingat saat ini angin bertiup dari arah selatan yang musim dingin, maka kita akan merasakan suhu yang lebih dingin," demikian LAPAN melansir fenomena ini.
Saat aphelion, diameter tampak Matahari hanya akan terlihat sedikit lebih kecil dibandingkan rata-ratanya, yakni sekitar 15,73 menit busur atau berkurang 1,68%. Perbedaan ini tidak signifikan sehingga mata telanjang manusia yang melihatnya juga cenderung tak menyadarinya.
Baca Juga: Kecepatan Bumi Melebihi Pesawat Jet. Mengapa Kita Tak Merasakannya?
Source | : | LAPAN |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR