Tim penelitian yang dipimpin psikolog Carrie Cutler dari Washington State University itu melakukan eksperimen dengan menggunakan aplikasi telewicara Zoom.
Pengamatan itu dilakukan pada para pengguna ganja saat mereka mengisap bunga ganja, maupun vaping yang mereka beli di apotek ganja. Semua peserta berusia di atas 21 tahun, dan beberapa penggunanya sempat melaporkan tidak ada reaksi negatif sebelumnya terhadap ganja— seperti serangan panik.
Para pengguna ganja ini berasal dari negara bagian Washington, yang mengizinkan ganja sebagai rekreasi. Mereka terdiri atas 80 peserta yang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama menggunakan bunga ganja dengan lebih dari 20 persen tetrahydrocannabinol (THC). Kelompok kedua, menggunakan 20 persen THC dan cannabidiol (CBD)—komponen ganja non-psikoaktif. Kelompok ketiga, tidak menggunakan THC, hanya CBD.
Kelompok keempat, tidak diberikan apapun (tetap sadar). Selanjutnya, mereka semua mengikuti serangkaian uji kognitif.
"Ada banyak spekulasi bahwa konsentrat ganja yang sangat berpotensi tinggi ini dapat memperbesar konsekuensi yang merugikan, tetapi hampir tidak ada penelitian tentang konsentrat ganja yang tersedia secara bebas untuk digunakan orang," kata Carrie Cutler dalam rilis.
Hasilnya pada semua kelompok, para peneliti tidak menemukan efek pada serangkaian tes pengambilan keputusan, termasuk persepsi risiko, dan kepercayaan diri pada pengetahuannya (kognisi).
Baca Juga: Riset Terbaru Ungkap Efek Senyawa Ganja dalam Redakan Rasa Sakit
Sedangkan dalam tes memori, tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok pengguna ganja dan kelompok sadar. Hal itu juga termasuk pada memori prospektif mereka, sebuah kemampuan untuk mengingat untuk melakukan sesuatu di lain waktu, seperti janji untuk bertemu.
Peserta yang menggunakan ganja juga dapat melakukan uji memori urtan temporal, yakni mengingat urutan suatu peristiwa dengan baik.
Namun pada kelompok peserta yang merokok bunga ganja dengan CBD, lebih buruk pada uji boca ingatan bebas verbal. Mereka lebih tidak mampu mengingat sebanyak mungkin kata atau gambar yang ditunjukkan, dibandingkan dengan kelompok sadar.
Baca Juga: Kehilangan Anaknya, Ibu Ini Berjuang Supaya MK Melegalkan Ganja Medis
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Nature |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR