Dalam hari-hari pertama bergegas pulang, mereka mengalami kemajuan besar dengan pacuan adrenalin. Tetapi, selama dua minggu berikutnya, para anjing kelelahan satu per satu. Anjing-anjing itu dinaikkan ke kereta salju dan diangkut ke kemah malam itu, kemudian ditembak dengan senapan.
Karena ingin menghemat sedikit persediaan daging pemmican, biskuit, kismis, dan bubuk cokelat, Mawson dan Mertz makan daging anjing yang alot dan berserat, lalu melemparkan tulang dan kulitnya kepada husky yang tersisa, yang memperebutkan setiap remah dengan lahap.
Bernavigasi dengan teodolit dan dead reckoning (menggunakan perhitungan matematis), Mawson menentukan jalur pulang 40 kilometer lebih selatan daripada jalur berangkat. Ia berharap bisa menghindari retakan-retakan terburuk dan hulu dua gletser besar.
!break!
Sekarang hanya Ginger, anjing paling pemberani di antara yang masih hidup, yang masih mampu menghela. Kedua lelaki itu mengenakan sabuk kekang dada dan pinggang, menghela kereta bersama anjing itu. Keduanya kelelahan setelah berlari beberapa kilometer saja.
Menyeberangi sastruga, gelombang punggungan bukit salju keras yang dibentuk angin dengan tinggi hingga semeter, mereka berkali-kali terjatuh dan sering menyebabkan kereta salju terguling. Untuk meringankan beban, mereka membuang peralatan—yang paling sulit direlakan, kamera dan pak film Mawson yang mengandung rekaman gambar tentang perjalanan perintis trio itu.
Ada masalah dengan Mertz. Kekuatan tubuhnya surut dengan cepat. Karena terlalu lemah untuk bergerak pada 2 Januari, dia hanya mampu menempuh delapan kilometer pada hari berikutnya sebelum akhirnya menyerah, sehingga Mawson terpaksa mendirikan tenda.
Karena tak percaya jarinya terkena radang dingin, Mertz menggigit sebuah jarinya hingga putus, membuat Mawson terkejut. Mawson tahu bahwa satu-satunya harapan mereka adalah terus bergerak. Tetapi, pada 5 Januari, Mertz menolak. Sama saja dengan bunuh diri, katanya.
Meskipun ia sendiri kesakitan, Mawson membujuk Mertz naik kereta. Dengan mengerahkan kekuatan luar biasa, Mawson menghela muatan berat itu sejauh empat kilometer. Dalam buku hariannya, malam itu ia menulis, “Kalau dia tidak mampu menempuh jarak 8 atau 10 mil (13 atau 16 kilometer) sehari, kami pasti mati satu-dua hari lagi. Aku sendiri bisa selamat dengan perlengkapan yang ada, tetapi aku tak mungkin meninggalkannya.”
Pada tanggal 7 Januari, mereka telah menempuh lebih dari 300 kilometer dalam perjalanan pulang, masih 150 lebih lagi. Tetapi, saat mereka mencoba berkemas pagi itu, Mawson mendapati rekannya telah “buang air besar di celana.” Mawson melepaskan pakaian Mertz, membersihkan kotoran, dan memasukkannya kembali ke kantong tidur.
Pada pukul 20.00, Mertz keluar setengah badan dari kantong tidur dan mengayunkan tangan dengan liar, mematahkan salah satu tiang tenda. Berjam-jam dia mengigau dalam bahasa Jerman. Mawson menahan tubuhnya, berharap bisa menenangkannya, lalu memasukkannya kembali ke kantong tidur. Pada pukul 02.00 tanggal 8 Januari, Mertz meninggal dalam tidur.
!break!
Mawson menguburkan temannya, masih dalam kantong tidur, di bawah tumpukan balok salju, yang di atasnya dipasanginya salib kasar yang dibuat dari bagian kereta salju yang tak lagi terpakai. Bertahun-tahun kemudian, beberapa peneliti memperkirakan bahwa lemahnya tubuh Mertz disebabkan oleh overdosis vitamin A yang beracun akibat makan hati husky.
Tetapi jika demikian, mengapa kondisi itu memengaruhi Mertz jauh lebih drastis daripada Mawson? Para pakar lain menduga bahwa sakitnya Mertz disebabkan semata-mata oleh hipotermia, kelelahan, dan hampir kelaparan.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR