Dean Harrigal, yang bertugas mengawasi ACE untuk South Carolina\'s Department of Natural Resources, membawa saya ke Pulau Otter, salah satu dari banyak permata di sana. Dia bercerita tentang benteng pertahanan Perang Sipil yang terletak di suatu tempat di tengah hutan: gudang senjata yang didirikan oleh pihak Konfederasi pada 1861, direbut Federal dan dijadikan stasiun sinyal. Sebuah koloni budak yang memerdekakan diri sendiri tumbuh di sekitarnya. Tidak ada tanda-tanda mengenai keberadaan hal tersebut ataupun sisa-sisa bangunan manusia, tetapi kami melihat berbagai burung. Tampak burung whimbrel, godwit, willet, oystercatcher, red knot, dunlin, dan plover. Hanya pekikan burung, gemuruh ombak, gemerisik angin yang meniup dedaunan dan decitan pasir terinjak yang terdengar.
Di hutan, di bukit kecil yang menghadap ke Sungai Chehaw, yang alirannya mengarah ke Combahee, terdapat beberapa liang kuburan rendah di bawah sebatang pohon ek yang sebagian akarnya tercerabut banjir. Pohon-pohon di sekitarnya besar dan berjarak lebar—sebatang magnolia, beech, holly, dan walnut. "Pohon-pohon itu ditanam," ujar Harrigal. "Secara alami, kita tidak akan menemukan jenis-jenis pohon itu tumbuh di tempat yang sama. Ada yang ingin menjadikan tempat ini semacam kebun raya. Dan selokan kecil di sepanjang tepi lahan gambut itu? Menurut saya itu kanal kecil, cukup besar untuk mengalirkan hasil panenan ke sungai. Pernah ada kehidupan di sini."
Masih di Chehaw. Terdapat batu-batu nisan para budak, mantan budak, dan anak cucu mereka; sebuah gereja lengang berdinding batako, yang masih digunakan hingga kini, berdiri sekitar satu kilometer dari sana. "Setiap kali kami menandatangani perjanjian penggunaan lahan atau pemindahan hak milik," kata Harrigal, "Saya memberi tahu orang-orang bahwa dengan satu goresan pena, kita akan melestarikan warisan dan lingkungan kita."
Di Kawasan Pengelolaan Margasatwa Bear Island, kehidupan satwanya jauh lebih beraneka ragam, melimpah, dan semarak daripada daerah mana pun di Amerika Utara. Di salah satu kanal di samping sebuah tanggul, saya melihat lebih dari seratus aligator, sebagian besarnya mematung. Sejumlah black skimmer (Rynchops niger) melesat rendah dan lurus, membelah air dengan paruh bawah mereka, dengan santai melintasi kepala-kepala aligator yang bergeming, mirip seseorang yang tengah meniti balok. Sekitar 500 burung bangau, ibis, egret, dan pelikan putih berdiri di sepanjang pematang, seolah menantikan pawai.
Ketika melintasi bekas sawah kecil bertanggul yang sebagian besarnya kering di Kawasan Pengelolaan Margasatwa Donneley, Harrigal menghentikan truk dan meminjamkan teropongnya kepada saya. "Tengoklah ke sana dan katakan apa yang Anda lihat," katanya. Saya mengintai dan melihat burung-burung yang sudah kerap saya lihat—heron, ibis berbulu mengilap, bahkan elang muda yang berdiri di kubangan lumpur. Di dekat si elang tampaklah dua burung putih besar. Saya mengungkapkan rasa tidak percaya. Sepasang bangau bungkuk.
!break!Ketika saya masih kecil, hanya ada kurang dari dua lusin bangau bungkuk di seluruh dunia. Saat ini jumlahnya sekitar lima atau enam ratus. Terakhir kalinya burung itu terlihat di South Carolina adalah pada 1850. Kini pasangan ini muncul. Melihat mereka di tempat ini menunjukkan kemungkinan alami yang hampir menyerupai sihir.
Tetapi, Harrigal menolak keras salah satu kemungkinan itu, begitu pula semua ahli biologi alam liar yang saya temui di sana. "Saya tidak peduli dari mana atau dari siapa Anda mendengarnya," katanya. "Tidak ada cougar di Basin ACE. Elvis? Mungkin. UFO? Saya tidak akan menyangkalnya. Tetapi cougar? Tidak. Mustahil."
Bisa dipastikan, begitu kembali ke Utara, saya mengobrol dengan seorang teman. Dia berasal dari Charleston dan mengenal Basin ACE. Dia bisa dipercaya, skeptis, dan berprofesi sebagai ahli biologi alam liar.
Dia tidak mengalami sendiri kejadian ini. Sepupunyalah, yang bisa dipercaya, yang mengalami, walaupun ketika itu larut malam dan si sepupu sudah lelah. Dia tengah mengemudi perlahan melintasi jalan yang diapit pepohonan ek menuju suatu perkebunan. Satwa itu muncul dari hutan, menyusuri jalan di depannya dengan santai. Dia tahu wujud kucing hutan. Juga anjing, rubah, dan coyote. Satwa ini bertubuh besar, berekor sangat panjang. Ia menoleh, matanya berkilau memantulkan lampu mobil, kemudian melompat ke kegelapan.
Bukti sebuah keyakinan adalah bukti dari hal-hal yang tidak terlihat atau setengah terlihat. Bukti sebuah keyakinan lain adalah fakta: Basin ACE itu sendiri.
---
Buku terbaru Franklin Burrough berjudul Confluence: Merrymeeting Bay. Fotografer Vincent Musi tinggal di Charleston, South Carolina.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR