Penyelesaian hukum atas praktik tersebut, menurut Bambang, tidak cukup hanya dengan pidana atau perdata, karena banyak hal yang dapat diungkap dengan menggunakan berbagai aturan terkait atau multidoor. “Tujuannya untuk mengoptimalkan efek jera pada pelaku utama, mengembalikan kekayaan negara, dan memulihkan lingkungan hidup.”
Fakta lainnya adalah berupa ketidakpatuhan perusahaan untuk memenuhi sarana dan prasarana pengendalian kebakaran. Selain itu, kebakaran lahan di areal konsesi terkait erat dengan konflik dengan masyarakat, baik di kawasan lindung perusahaan, areal pemanfaatan, maupun di batas lahan masyarakat dan perusahaan.
Pemanfaatan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran sebagai bentuk peringatan dini juga masih minim. Aparat cenderung bergantung pada peran hujan buatan dan bom air berbiaya besar. Padahal, pencegahan sangat menentukan pengendalian kebakaran.
BNPB memerinci, dana pemadaman kebakaran lahan di Sumatra dan Kalimantan dialokasikan Rp350 miliar hingga Agustus 2015. Menurut Bambang, dana tersebut mestinya dapat dipergunakan untuk kegiatan pencegahan, bukan penanggulangan.
!break!
Direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau, Riko Kurniawan, mendesak pemerintah agar tegas menata ulang kawasan. Areal gambut tersisa di Riau tinggal dua juta hektare, namun masih terancam beralih fungsi. Banyak pihak mengklaim kepemilikan lahan di atasnya.
Menurut Riko, bukan tidak mungkin mengelola gambut tersisa yang kondisinya masih baik. “Tanaman endemik akan adaptif jika dikembangkan, seperti meranti rawa, kempas rawa, jelutung, medang, dan tembesu. Penanamannya bahkan akan lebih mendukung pemulihan kawasan yang telah rusak dan tidak memerlukan kanal,” Riko memaparkan. Penghutanan kembali pada areal gambut, sejauh ini, telah dilaksanakan kelompok petani di Desa Teluk Leban, Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis. Hasilnya efektif mengendalikan banjir dan kebakaran.
Hantu jerebu hanyalah awal bencana atas eksploitasi hutan gambut. Bencana-bencana berikutnya tanpa disadari mulai terjadi. Kerusakan hutan gambut di Kabupaten Indragiri Hilir misalnya, mengakibatkan intrusi air laut yang menelan daratan hingga jarak dua kilometer sejak tiga tahun terakhir. Sejumlah pulau kecil pun dinyatakan telah hilang.
Tanpa berdamai dengan alam, bukan tidak mungkin seluruh Riau pada akhirnya dapat tenggelam. Jika demikian, masih dapatkah kita merawat harapan?
---
“Api sempat menjalar ke badan jalan. Telat sedikit saja, saya terkurung api,” kenang Irma Tambunan, wartawan harian KOMPAS yang berbasis di Jambi, saat meliput untuk kisah ini.
“Setiap tahun kebakaran di Riau, hal tercemas dalam hidup saya adalah mendengar cerita Ibu tentang perihnya menghirup oksigen penuh asap. Dan ini sudah tahun ke-18,” ungkap staf fotografer Yunaidi.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR