Ada pula pencinta hewan liar yang awalnya sukarelawan di suaka margasatwa dan akhirnya memelihara hewan yang diselamatkan yang tidak kebagian tempat. Denise Flores dari Ohio menceritakan kejadian saat dia mendapatkan harimau pertamanya. "Suatu hari saya pergi ke kebun binatang, dan seorang pekerja meletakkan bayi harimau di pangkuan saya. Saya jatuh hati, spontan begitu saja. Saya tidak bisa lepas darinya," kata Flores, yang akhirnya merawat delapan macan yang diselamatkan, termasuk dua harimau putih yang begitu indah sehingga tampak seperti ukiran gading. Ada pula yang memelihara hewan liar sebagai cara untuk mendekatkan diri dengan alam.
Mereka meyakini bahwa peliharaan eksotis itu menjadikan mereka berbeda, hal ini diperkuat oleh isolasi sosial yang tidak disengaja yang biasa terjadi jika orang memelihara makhluk yang perilakunya tidak terduga. "Ya, tentu saja hewan eksotis ini membuat saya merasa unik," kata Rush. Sementara orang lain puas dengan kucing atau anjing, pemilik hewan peliharaan eksotis mendapat kesenangan dari memiliki hewan yang, selama ratusan ribu tahun, tidak bisa dijinakkan: Mereka membawa makhluk liar itu ke dalam masyarakat dan dengan berbuat demikian menunjukkan kekuasaan mereka.
"Saya ingin sesuatu yang lain, sesuatu yang tidak biasa," kata Michelle Berk, dulu warga Palisades, Florida, yang membeli kinkajounya, Winnie, lewat internet. "Lalu saya menemukan Winnie di internet. Kami tidak memelihara anjing karena apa keren dan hebatnya punya anjing. Sementara kinkajou—kesannya sangat liar. Siapa yang tidak mau hewan liar? Kata orang hewan ini liar dan tidak bisa disentuh, jadi saya ingin menyentuh dan menjinakkannya." Tim Harrison memahami hasrat manusia untuk memiliki hewan peliharaan eksotis.
Tiga puluh dua tahun yang lalu dia bekerja sebagai polisi di kota Oakwood, Ohio, dan memiliki koleksi binatang di rumahnya. Dia memiliki ular yang melilit tiang lampu. Dia memiliki monyet rhesus yang berlompatan dari meja ke sofa. Dia memiliki singa yang berjemur di jalan garasinya. Dia juga memiliki monyet capuchin, beruang, serta serigala yang merupakan favoritnya. Setelah seharian bekerja keras mengejar penjahat atau bosan menilang mobil, Harrison berganti seragam dan pulang ke rumah menemui kawanan hewannya. Yang pertama dia temui selalu serigala. Dalam keadaan letih badan dan lelah otak, dia membiarkan serigala mendekat, berkumpul di sekelilingnya. Dia kemudian berlutut dan berbaring telentang, sementara serigala naik ke atas tubuhnya. "Saya diam berbaring dan membiarkan kawanan serigala itu menjilati saya," kata Harrison, "dan itu merupakan salah satu perasaan paling menyenangkan di dunia."
!break!Sekarang semua hewan itu tidak lagi bersamanya. Harrison tidak akan pernah lagi memelihara hewan liar atau eksotis apa pun. Dia berpendapat bahwa kepemilikan semua hewan eksotis yang berbahaya harus dilarang, dan dia berjuang untuk mewujudkan hal itu. Dia mengalami perubahan mendalam, seluruh pandangan lamanya runtuh dan berganti kesadaran baru. Berikut kejadiannya: Setelah puluhan tahun menjadi pemilik hewan peliharaan eksotis, Harrison melancong ke Afrika.
Dia berkendara melintasi dataran terbuka dan padang rumput, dan dia masih teringat, bertahun-tahun kemudian, langkah panjang jerapah, gaya jalan singa yang memukau, gajah mengisap air dengan belalainya lalu menyemburkan ke badannya sehingga kulitnya berkilau. Harrison menatap hewan liar tersebut, dan dia berkata bahwa seakan matanya buta selama ini dan baru melek saat itu, saat ia menyaksikan kawanan mamalia tersebut bergerak begitu harmonis dengan lingkungannya sehingga kita bisa mendengarnya: irama, melodi, auman. Harrison tiba-tiba menyadari beginilah cara hidup margasatwa yang seharusnya. Hewan liar tidak sepatutnya tinggal di Dayton atau permukiman atau kota lainnya; makhluk ini hidup dan berasal dari alam liar, dan memindahkannya ke dunia yang tidak liar tiba-tiba terasa keliru.
Harrison mengatakan dia jadi menyadari bahwa dia tidak benar-benar memiliki hewan liar. Yang dimilikinya di Dayton adalah kumpulan hewan hasil perkawinan sedarah dan persilangan yang menurunkan makhluk yang sangat berbeda dengan makhluk yang ada di depannya saat itu. Dia merasa bahwa perannya selama ini tidak ubahnya dengan sipir penjara dan dia harus mengubah cara hidupnya. Sepulangnya ke Ohio, satu per satu disumbangkannya kucing, primata, dan serigala yang disayanginya ke beberapa suaka yang setidaknya menyediakan keamanan dan tempat bagi hewan tersebut. Sungguh tidak mudah melakukan hal itu.
Dia begitu dekat dengan kawanan serigalanya sehingga dia bisa menirukan bunyi serigala saat bersua, dan berpisah. Sekarang Harrison telah pensiun dari kepolisian. Dia mencurahkan waktunya sebagai sukarelawan di Outreach for Animals, organisasi yang turut didirikannya untuk menyelamatkan hewan peliharaan eksotis dan menempatkannya di salah satu suaka yang dia percaya.
!break!Tidak sedikit suaka margasatwa di Amerika Serikat yang menggunakan hewan mereka untuk mencari uang, membiakkannya dengan tujuan komersial atau dijadikan hiburan masyarakat. Beberapa yang murni beroperasi untuk kepentingan hewan sudah kelebihan beban, kata Vernon Weir dari American Sanctuary Association, sebuah organisasi akreditasi. "Saya kesulitan mencari tempat untuk persilangan serigala-anjing, babi buncit, beberapa spesies monyet—banyak yang berasal dari tempat penelitian—serta puma dan beruang," kata Weir. "Suaka yang baik hanya menerima yang mampu mereka rawat."
Organisasi Harrison menerima ratusan telepon per bulan dari aparat penegak hukum yang berurusan dengan binatang yang lepas atau pemilik yang kewalahan dengan biaya dan tanggung jawab perawatan hewan. Dia menyelamatkan macan lebih dari seratus kali dalam satu tahun terakhir, dan selama hidupnya telah menyelamatkan hampir seribu kucing eksotis.
Dia turut hadir ketika seorang warga Pike County, Ohio, yang bernama Terry Brumfield akhirnya setuju untuk menyerahkan singa kesayangannya yang tidak terawat. Dia kini sedang membantu seorang pria yang jarinya putus digigit beruang peliharaannya. Sang pemilik belum ikhlas melepaskan beruang tersebut. "Saya menerima apa pun sikap mereka," kata Harrison. "Jika pemilik belum siap melepaskan hewan eksotis mereka, saya akan membantu mereka merawat hewan tersebut sebaik mungkin.
Saya membantu mereka membangun kandang yang lebih baik, atau mendapatkan makanan yang terbaik. Saya tidak menghakimi. Harapan saya adalah bahwa, dengan dukungan yang tepat, orang akhirnya sadar bahwa memelihara hewan tersebut menguras uang dan energi, lalu memilih untuk menyerahkannya secara sukarela." Harrison berempati terhadap pemilik hewan liar, yang perasaan sayangnya sangat dipahaminya.
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR