Sekelompok bapak dan ibu itu menyusuri jalur trek mangrove. Pakaiannya seragam: kaos berkerah yang berwarna jingga. Seorang di antaranya, yang lebih suka dipanggil Broer, menjelaskan tentang peran mangrove kepada seorang temannya.
Usia mereka sudah separuh baya. Namun saat menjelajahi hutan mangrove Karangsong, canda dan tawa membuat mereka nampak 15 tahun lebih muda. “Ini luar biasa, karena ada yang membuat jalan bambu yang panjang. Pasti perlu kerja keras,” terang Broer.
Lelaki berkacamata ini menyukai rapatnya hutan mangrove Karangsong. “Hutan rapat, dan memang seharusnya begitu. Saya senang ada yang peduli dengan hutan pantai. Namun, sepanjang pantai seharusnya juga ditanami,” harap Broer. Di sela perjalanan ke Indramayu, rombongan dari Depok, Jawa Barat, ini mampir sejenak ke hutan mangrove Karangsong.
Matahari telah bergeser ke langit barat. Bersama rombongan Broer, para pengunjung masih berdatangan ke kawasan yang menjadi benteng pesisir Indramayu itu.
Semenjak dibuka pada 14 Juni 2015, mangrove Karangsong telah dikunjungi ribuan orang. “Kita tidak pernah menduga perkembangannya jadi seperti sekarang,” papar ketua bidang Penghijauan Kelompok Tani Mangrove Pantai Lestari Eka Tarika.
Hanya saja, ungkap Tarika, setelah pembangunan jalur trek oleh CSR (corporate social responsibility)PT Pertamina RU VI Balongan, pengunjung datang bergelombang.Begitu antusiasnya, orang-orang telah berdatangan sebelum serah terima hasil pembangunan trek.
“Akhirnya, terpaksa kami tutup sementara.Karena kami masih bertanggung jawab agar jalur trek tidak rusak sebelum diserahkan ke Pertamina. Setelah peresmian, trekkembali diserahkan ke kelompok. Kami lega bisa mengelola trek dan memanfaatkannya mulai 14 Juni 2015.”!break!
Pemancanganpertama tiang trek dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya pada 2014. Sedangkan peresmian jalur jelajah mangrove dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.Peresmian itu bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup 2015, Juni lalu. Saat itu, Menteri Siti menanam cemara laut di kawasan mangrove bersama pejabat kementerian, Bupati Indramayu, Direktur PT Pertamina, dan General Manager PT Pertamina RU VI Balongan.
Pada momen peresmian, Menteri Siti juga menetapkan Indramayu sebagai Mangrove Center bagian barat Indonesia. (Mangrove Center bagian timur berada di Bali.) Kawasan Mangrove Center mencakup empat desa di tiga Kecamatan: Pasekan, Indramayu, dan Cantigi. Namun ikon Mangrove Center berada di Karangsong.
Kini, mangrove Karangsong menjadi perhatian banyak pihak.Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanantelah menetapkan Karangsong dan sekitarnya sebagai Mangrove Center Indonesiabagian barat.Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup Indramayu Aep Surahman menuturkan mangrove Indramayu yang paling bagus ada di Kecamatan Cantigi.
“Karangsong baru pada 2008 ditanami, dan sekarang sudah berkembang pesat. Memang hutan mangrove tidak hanya di Karangsong. Di Cantigi misalnya, hutan mangrove masih bagus, digunakan sebagai hutan lindung yang dikelola oleh PT Perhutani.”
Sementara Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat juga sedang merancang ekowisata mangrove Karangsong. “Nanti akan ada penataan parkir, pedagang kaki lima, pusat informasi dan treking pengunjung,”ungkap Aep.!break!
Dia menuturkan, kelak jalur trek yang dibangun Pertamina RU VI Balongan akanlebih ditata. “Pemerintah daerah Indramayu akan melakukan penataan. Tidak hanya di hutan mangrove, tetapi jugamenata Sungai Praja Gumiwang, jalan akses, tempat parkir dan sebagainya.”
Lantaran dukungan datang dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten, lanjut Aep, “Kita sedang padukan bersama. Kementerian sedang melakukan grand design, provinsimengkaji ekowisatanya. Itu semua masih dalam proses penyusunan.”
Pemerintah daerah akan mengatur tata ruang kawasan Karangsong. “Kalau ada partisipasi dari berbagai pihak, nanti sudah tersedia kajian komprehensifnya. Selain itu, agar penyusunan rencana dari pusat, provinsi dan daerah tidak berjalan sendiri-sendiri. Kita coba gabungkan, agar saling tidak tumpang tindih dalam pemanfaatan dan perencanaan. Harapannya, agar saling bersinergi.”
Pemerintah Indramayu misalnya, telah melakukan kajian tentang jalan masuk dan infrastruktur lainnya. Karangsong merupakan contoh bagus dalam pemulihan kawasan pesisir yang dilanda abrasi. “Kita berharap inisiatif sebaiknyamemang datang dari masyarakat, seperti di Karangsong itu, lalu didukung pemerintah. Bila begitu, saya rasa pasti akan berhasil. Tetapi bila partisipasi masyarakat tidak ada, dan bersifat top-down, pasti akan lama hasilnya.”
Masyarakat Karangsong sudah sadar manfaat mangrove, bisa mengurangi abrasi, pencemaran dan melindungi keanekaragaman hayati. Alam bisa berkembang, tambak juga kembali produktif. Peningkatan pendapatan masyarakat juga terjadi, warung-warung muncul, ada parkir, jasa penyeberangan.
Hanya saja, lanjut Aep, pemerintah daerah perlu mengatur dengan baik, mulai dari infrastruktur, parkir, pengelolaan sampah, dan kebersihan. “Nantinya pemerintah daerah hanya mengatur, tidak akan mengambil pengelolaannya. Kelompok yang akan tetap berperan. Kami hanya mengatur tata ruangnya dan infrastrukturnya.”!break!
Pengaturan tata ruang akan memudahkan pihak-pihak yang akan berkontribusi bagi mangrove Karangsong. “Jangan sampaiada yang berpartisipasi, tapi tumpang tindih,” jelasnya.
Awal pekan itu, hutan mangrove lengang. Berbeda dengan sehari lalu, hutan ini diramaikan oleh ratusan pengunjung. Selewat tengah hari, General Manager PT Pertamina RU VI Balongan Yulian Dekri menyusuri jalan bambu hutan mangrove. Sejenak Yulian menatap prasasti pembangunan trek, yang ditanda tangani oleh Menteri Kambuaya.
Saat menembus mangrove yang padat, Yulian menuturkan sulitnya menumbuhkan hutan mangrove. Terlalu banyak jejak kenangan kiprah Pertamina RU VI di hutan yang tumbuh dari tanah kosong ini.
Sekeping papan logam sebagai tanda kiprah pertama Pertamina masih berdiri kokoh di samping jalur. “Dulu kita cari tidak ketemu. Saat pembangunan trek malah ketemu, sehingga jalur agak sedikit berbelok,” jelas Ketua Kelompok Petani Mangrove Pantai Lestari Ali Sodikin.
Banyak tinggalan yang menandai perjuangan keras yang bisa dilihat di sepanjang jalur trek. “Bila ingin melihat sejarahnya, masih ada ajir-ajir dari bambu utuh. Ini untuk memperkokoh bibit yang baru ditanam, agar tidak tercerabut dari tanah,” ujar Ali mengingatkan.
Begitu juga papan logam yang telah dikerubuti karat itu. Sudah sejak 2010, Pertamina berkontribusi dalam penanaman mangrove Karangsong. Saat itu, ada 5.000 bibit ditanam oleh kelompok. “Dan kita monitor, dan karena berhasil kita menambah lagi penanaman mangrove,” lanjut Yulian. Lantas disusul penanaman 10.000 bibit mangrove pada 2012.!break!
Bisnis Utama PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk bahan bakar minyak, non-BBM dan petrokimia“Dan kita ingin produksi berkelanjutan. Tidak sesaat, satu atau dua tahun. Untuk itu kita harus melakukan harmonisasi: memperhatikan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan.”
Kontribusi perusahaandi Karangsong sebagai bentuk harmonisasi aspek lingkungan. “Kita mematuhi semua peraturan yang terkait dengan lingkungan agar tidak mencemari lingkungan. Itu prinsip yang pertama.”
Prinsip kedua, papar Yulian, Pertamina Balongan berusaha kerasagar tidak terjadi fatality dalamaspek health, safety and enviroment (SHE). “Itu tidak saja berlaku bagi pekerja kami, tapi juga para mitra. Yang terpenting, jangan sampai terjadi kebakaran. Karena hal itu, selain merugikan, juga bisamerusak image.” Dan prinsip ketiga, dalam operasinya PertaminaRU VI berusaha untuk tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. “Itu tiga prinsipdasar. Jadi secara operasional, kilang kita aman dan handal, dan kita juga berkontribusi dalam meningkatkan kualitas lingkungan.”
Dalam upaya meningkatkan lingkungan itulah, Pertamina Balongan berpartisipasi menanam mangrove di Karangsong. “Jadi dari sisi operasional kita mencegah adanya pencemaran, dan secara lingkungan kita berkontribusi meningkatkan kualitasnya,” tegasnya kembali. “Secara hakikat harus ada harmonisasi antara operasi Pertaminadengan lingkungan dan masyarakat.”
Kebijakan dalam aspek lingkungan berkaitan erat dengan tanggung jawab sosial. Artinya,papar Yulian,corporate social responsibility sebenarnya implementasi tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekitar. Fokus CSR Pertamina Balongan adalah kesehatan, pendidikan, lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. “Tapi pembangunan infrastruktur nilainya terbawah. Kami lebihmendahulukan pendidikan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan dan lingkungan.”!break!
Yulian menuturkan bahwa keberhasilan penanaman mangrove Karangsong mendorong Pertamina RU VI merancangroadmap pengembangan ekowisata. “Saat itu, setelah menanam pada 2010 dan 2012, kita mulai bermimpi Karangsong menjadi pusat unggulan di Indramayu yang berbasis edupark. Itu cita-cita kita. Lantas kita susun roadmap untuk mencapai cita-cita itu,” lanjutnya.
Roadmap tersebut berjangka antara 2015 sampai 2019, dengan capaian akhir Karangsong menjadi contoh dan unggulan konsep edupark di Jawa Barat. Berkembangnya ekowisata mangrove pada 2015 memang telah menjadi sasaran tahap pertama roadmap pengembangan keanekaragaman hayati Karangsong.
“Kita juga mendukung pengembangan produk turunan mangrove,” lanjut Yulian. Dukungan diberikan dalam bentuk pelatihan pembuatan produk-produk berbahan dasar mangrove, seperti kecap, sirup, dodol. Selain itu, untuk memastikan kehalalan peroduk, Pertamina Balongan memfasilitasi pengajuan label halal, izin pangan industri rumah tangga (PIRT) dan hak atas kekayaan intelektual atau HAKI.
“Pada 2016 nanti, kami akan melakukan sertifikasi untuk pemandu mangrove sehingga pengelolaan ekowisata bisa berjalan dengan baik. Tak lupa juga, kita akan mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan mangrove.”
Dengan begitu, paparnya, jumlah jenis tanaman mangrove akan diperkaya. Untuk menuntaskan pengembangan produk mangrove, Pertamina Balongan akan memperluas cakupan usaha dan jaringan pemasaran produk mangrove. Dukungan Pertamina RU VIberupa bimbingan dan pelatihanpengolahanhasil mangrove dan outlet pemasaran produk olahan mangrove,agar lebih dikenal masyarakat luas.!break!
Hutan mangrove juga berperan penting dalam mitigasi dampak perubahan iklim. Kawasan pesisir akan mengalami dampak negatif pertama dari perubahan iklim. Tanpa hutan psang surut ini, naiknya permukaan laut, karena menghangatnya suhu bumi, akan menenggelamkan garis pantai. Peran paling penting, mangrove mampu menyerap karbondioksida—salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global. Semakin tua umur mangrove semakin besar kemampuannya menyerap karbondioksida.
Seluruh ikhtiar itu, nantinya diharapkan dapat mendatangkan manfaat mangrove bagi masyarakat. “Kita fokus pada empat objektif. Pertama, kita berupaya manfaat mangrove punya multiplier effect. Kedua, tujuan ekowisatasebenarnya mengajak masyarakat mengetahui mangrove, lalu mencintai, dan kemudian melestarikannya. Ketiga,Karangsong menjadi tempat pembelajaran. Dan keempat, produk turunan mangrove bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Tentu saja, masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan.”
Yulian menyadari Pertamina Balongan tidak bisa bekerja sendirian dalam meningkatkan kualitas lingkungan. “Kita tidak bergerak sendiri, tetapi bersama Kelompok Tani Mangrove Pantai Lestari. Sementara untuk produk mangrove bersama kelompok Jaka Kencana di Pabean Udik. Dua kelompok ini mewakili masyarakat yang memang memiliki kontribusi bagi konservasi keanekaragaman hayati.”
Perkembangan ekowisata Karangsong melampui harapan banyak pihak.Menyikapi hal itu, Yulian merasakan rasa syukur yang mendalam. “Ada rasa syukur yang mendalam, sekaligus ada tantangan. Kami sangat bersyukur, karena upaya kami sesuai dengan harapan. Dari sisi itu, kami bersyukur, karena upaya kami boleh dikatakan memberikan manfaat, bagi masyarakat melalui kegiatan kelompok.”
Tetapi di sisi lain, ada tantangan. “Jangan sampai cepat naik, tapi juga cepat turun. Hukum alam kadang-kadang seperti itu, cepat naik, cepat turun.”
Karena itu, Yulian mengharapkan adanya pengelolaan yang baik untuk mempertahankan ekowisata Karangsong.“Karangsong bisa dikelola dengan baik. Yang bisa kami lakukan adalah meningkatkan kapasitas pengelola mangrove agarmemhami aspek keberlanjutan. Kualitas mangrove bisa tetap terjaga untuk mencapai cita-cita Karangsong menjadi unggulan edupark di Jawa Barat.”
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR