"Membuat tanggul, saluran, dan cekungan untuk memindahkan dan menyimpan sebagian air Nil membutuhkan kecerdikan dan mungkin banyak eksperimen coba-coba bagi orang Mesir kuno," bebernya.
Untuk memprediksi apakah mereka menghadapi banjir berbahaya atau air surut yang dapat mengakibatkan panen yang buruk, orang-orang Mesir kuno membangun nilometer. Ini adalah kolom batu dengan tanda yang menunjukkan ketinggian air.
Selain memelihara pertanian, Sungai Nil juga memberi orang-orang Mesir kuno rute transportasi penting. Hasilnya, mereka menjadi pembuat perahu dan kapal yang terampil yang menciptakan kerajinan kayu besar dengan layar dan dayung, yang mampu menempuh jarak lebih jauh, dan perahu kecil yang terbuat dari alang-alang papirus yang dipasang pada rangka kayu.
Karya seni dari Kerajaan Lama Mesir, yang ada dari tahun 2686 hingga 2181 Sebelum Masehi, menggambarkan perahu-perahu yang mengangkut ternak, sayuran, ikan, roti, dan kayu. Perahu sangat penting bagi orang-orang Mesir sehingga mereka menguburkan raja dan pejabat yang telah meninggal dengan perahu yang terkadang dibuat dengan sangat baik sehingga dapat digunakan untuk perjalanan sebenarnya di Sungai Nil.
Baca Juga: Berusia 4.500 Tahun, Patung Kayu Bermata Kristal Ditemukan di Mesir
Sungai Nil juga memengaruhi cara orang-orang Mesir memikirkan tanah tempat mereka tinggal, menurut Haney. Mereka membagi dunia mereka menjadi Kemet, "tanah hitam" Lembah Nil, di mana ada cukup air dan makanan untuk kota-kota berkembang. Sebaliknya, daerah gurun yang panas dan kering adalah Deshret, "tanah merah". Mereka menghubungkan Lembah Nil dan oasis di daerah gurun dengan kehidupan dan kelimpahan, sedangkan gurun dikaitkan dengan kematian dan kekacauan.
Sungai Nil pun memiliki peran penting dalam pembuatan makam-makam monumental seperti Piramida Agung Giza. Sebuah buku harian papirus kuno tentang seorang pejabat yang terlibat dalam pembangunan Piramida Agung Giza menjelaskan bagaimana para pekerja mengangkut balok-balok batu kapur yang sangat besar dengan perahu kayu di sepanjang Sungai Nil.
Mereka kemudian mengarahkan balok-balok batu besar itu melalui sistem kanal dari sungai tersebut ke lokasi di mana piramida sedang dibangun. Jadi, tanpa keberadaan Sungai Nil, sulit rasanya bagi kita untuk membayangkan bagaimana batu-batu besar itu bisa sampai ke lokasi pembangunan yang jauh dan piramida yang begitu megah itu bisa dibangun di tengah gurun.
Baca Juga: Ransum Pembangun Piramida Mesir Kuno, Seperti Apa Menu Mereka?
Source | : | History.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR