Dalam kurun dua puluh tahun ke depan, kenikmatan cokelat akan sulit dinikmati kecuali oleh orang yang punya banyak uang. Demikian dikatakan John Mason, direktur eksekutif dan pendiri Nature Conservation Research Council yang berpusat di Ghana.
"Cokelat akan menjadi layaknya kaviar. Menjadi jarang serta begitu mahal hingga kalangan biasa tidak akan mampu menjangkaunya," ujar John.
Menurut Cocoa Research Association, konsumsi dan permintaan terhadap cokelat yang meningkat cepat menandingi produksi kakao akan menyebabkan kenaikan harga cokelat secara signifikan di masa mendatang. Kakao hanya dapat tumbuh di dataran tinggi, berada sekitar pada 10 derajat khatulistiwa.
Biji-biji cokelat terbaik pun tetap harus bersaing dengan tanaman seperti jagung hibrida, kacang kedelai, dan bahkan minyak kelapa sawit, dalam hal areal tanam. Tanaman-tanaman tersebut cenderung dipilih, karena dapat memberikan keuntungan lebih besar kepada para petani.
Petani yang menanam dalam skala kecil sekadar mampu menghasilkan 80 sen per hari, sehingga hanya mempunyai dana minim untuk menanam bibit pohon baru ketika pohon yang telah tua mati. Mereka kemudian akan pindah ke kota mencari pekerjaan yang upahnya lebih tinggi.
Sementara pasar bagi komoditas cokelat saat ini telah melesat hingga harga tertinggi. Harga cokelat naik dua kali lipat dalam enam tahun terakhir. Bahkan cokelat premium menyedot porsi pertumbuhan industri sebesar 5,8 miliar dolar Amerika Serikat.
Sumber: Popsci
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR