Operasi transplantasi jantung berdetak sukses lagi
Senin, 6 Desember 2010 | 13:20 WIB
Tim dokter di University of California, Los Angeles (UCLA) berhasil melakukan transplantasi jantung yang beberapa saat sebelumnya masih berdetak. Operasi ini menambah catatan keberhasilan transplantasi jantung berdetak dan merupakan alternatif dari transplantasi yang lazim dilakukan.
Tim dokter UCLA itu mengoperasi Andrea Ybarra, seorang penderita lupus. Penyakit yang membuat tubuh menyerang organnya sendiri tersebut telah menggerogoti jantung Ybarra.
Operasi ini berbeda dengan transplantasi jantung biasa. Selama ini untuk transplantasi, jantung yang diambil dari jenazah donor ditempatkan di dalam kotak pendingin yang diisi dengan es. Mereka memasukkan bahan kimia untuk menghentikan detak jantung ini agar tidak cepat rusak. Setelah mendapat jantung itu, tim dokter secepat mungkin menuju rumah sakit di mana pasien menunggu. Mereka harus buru-buru karena jantung tersebut hanya bisa segar selama empat hingga enam jam sebelum akhirnya mulai rusak.
Cara itu dilakukan selama lebih dari empat dekade, sejak transplantasi jantung pertama pada 6 Desember 1967. Sayangnya, semakin lama memindahkan jantung dan melakukan transplantasi, semakin besar kemungkinan pasien meninggal atau terkena sakit jantung.Tapi kini ada alternatif baru yang memberi lebih banyak waktu kepada dokter dan resipien jantung.
Kini, para ilmuwan mengembangkan kotak khusus yang dapat menyimpan jantung lebih lama dan tetap berdetak. Kotak ini dipenuhi darah dan nutrisi yang dibutuhkan jantung untuk tetap berdetak meskipun sudah dikeluarkan dari tubuh pemiliknya. Sehingga menjelang operasi, jantung yang akan didonorkan masih hangat.
Sementara dokter mengambil jantung Ybarra yang sudah rusak, jantung baru masih berdetak di ruang operasi. Para dokter bedah menghentikan sejenak jantung tersebut dan memasangnya ke tubuh Ybarra. Usai dipasang, jantung itu pun kembali berdetak memompa darah ke seluruh tubuh Ybarra.
“Saya merasa damai saat bangun. Saya tidak takut. Rasanya jantung ini sudah menjadi bagian dari diri saya,” kata Ybarra (40).
Seperti resipien tranplantasi lainnya, kondisi Ybarra terus dimonitor ketat pasca operasi, yang dilakukan Agustus lalu, untuk memastikan tubuhnya tidak menolak organ baru tersebut. Kesehatan Ybarra pelan-pelan meningkat. Dia dapat berjalan beberapa blok tanpa lelah.
Transplantasi jantung berdetak seperti ini pertama kali dilakukan di Jerman pada 2006. Kotak khusus untuk menyimpan jantung merupakan penemuan TransMedics Inc., sebuah perusahaan medis swasta di Andover Massachusetts yang menjadi bagian dari penelitian di Eropa. Menurut TransMedics, hingga saat ini sekitar 100 pasien telah melakukan transplantasi jantung berdetak.
Dalam eksperimen di Eropa yang melibatkan 54 pasien, hasilnya menggembirakan. Tingkat keberhasilan mencapai 97 persen serta hanya ada sedikit penolakan dan komplikasi yang berhubungan dengan jantung.
Kalau sebuah jantung dapat bertahan di luar tubuh dalam waktu yang lebih lama, transplantasi jantung tidak lagi menjadi prosedur darurat dan jadwal operasi dapat diatur, sesuai kenyamanan pasien dan dokter. Terobosan ini juga berpotensi mengurangi krisis kekurangan organ. Selama ini, distribusi jantung dilakukan ke pasien dalam daftar tunggu yang paling dekat dengan tempat donor di rumah sakit.
“Jika Anda tahu sebuah organ dapat disimpan, operasi transplantasi tak perlu dilakukan jam tiga pagi. Anda bisa mengundurnya pada jam enam pagi,” kata dr. Richard Shemin yang mengoperasi Ybarra.
Namun, banyak tantangan selanjutnya menghadang transplantasi jantung berdetak. Dokter ahli yang tidak terkait dengan penelitian transplantasi jantung berdetak mengingatkan bahwa sistem saat ini masih berjalan meskipun kuno. Mereka menegaskan, sebelum transplantasi jantung berdetak menjadi hal yang rutin, para peneliti harus membuktikan teknik ini dapat menjaga jantung dengan lebih baik dan lebih lama. Selain itu, mereka harus memastikan bahwa tingkat kelangsungan hidup pasien bertambah dan kesehatannya lebih baik dibanding jika mereka melakukan transplantasi jantung biasa.
Masalah biaya juga mengancam. Transplantasi jantung biasa di AS perlu baiaya sekitar USD787.000, termasuk biaya inap di rumah sakit dan obat anti-penolakan. Pendingin es untuk jantung hanya berharga 35 dolar, sedangkan pendingin khusus TransMedics sekitar 200.000 dolar. Pendingin berteknologi tinggi ini juga tidak dapat digunakan kembali sehingga, ada biaya tambahan setiap kali rumah sakit melakukan operasi.
Sumber: Associated Press
REKOMENDASI HARI INI
Shotel, Pedang Lengkung Bermata Dua yang Penting bagi Sejarah Afrika
KOMENTAR