Hujan terus-menerus ternyata yang sebabkan melimpahnya jumlah ulat bulu di Probolinggo.
Menurut Kepala Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijawa Malang Dr. Ir. Totok Himawan, hujan menyebabkan musuh alami ulat bulu Braconid dan Apanteles tidak mampu bertahan hidup. "Tidak ada kontrol populasi sehingga jumlah ulat bulu semakin banyak dan berkembang biak dengan cepat," katanya.
Semestinya, musuh alami ulat bulu itu memberikan parasit pada telur ulat, menyebabkan dari ribuan telur ulat hanya beberapa telur saja yang berhasil jadi ulat. Ketika musuh alami itu hilang karena hujan, jumlah telur yang menetas semakin banyak.
Sementara itu, Dinas Pertanian Jawa Timur menilai erupsi Bromo juga punya peranan. Populasi ulat bulu meningkat akibat rusaknya ekosistem di sekitar lereng Gunung Bromo akibat letusan. "Sejak Gunung Bromo meletus dengan guyuran abunya, ulat-ulat bulu ini pun bermigrasi untuk mencari tempat yang cocok untuk perkembangbiakan," ujar Wibowo Eko Putro, Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur.
Sudah hampir dua pekan serangan hama ulat bulu di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Tak kurang dari delapan wilayah kecamatan yakni Leces, Tegal Siwalan, Bantaran, Sumberasih, Dringu, Tongas, Wonomerto dan Banyuanyar mengalami serangan ganas ulat yang dikhawatirkan masih akan meluas ini.
Meskipun demikian Totok mengatakan kalau penduduk tidak perlu terlalu khawatir tanamannya terganggu. "Hama ulat bulu sampai sejauh ini hanya menyerang tanaman mangga dan tidak akan menyerang tanaman lain, seperti padi, sayur, bunga serta berbagai jenis buah lainnya," kata Totok. Penduduk saat ini berusaha mengatasi serangan ulat ini dengan menyemprotkan oli dan minyak tanah ke dinding serta lantai.
Profesor ilmu serangga dari Institut Pertanian Bogor Aunu Rauf pada penuturannya kepada Tempo Interaktif, Selasa (5/4) ini mengatakan, ulat bulu di Probolinggo berasal dari spesies yang belum dikenal. Ulat bulu ini bukan merupakan spesies Dasychira inclusa sebagaimana perkiraan para pakar hama, melainkan spesies yang tergolong baru.
Sebelumnya diperkirakan spesies ulat bulu yang menyebar di Probolinggo adalah spesies Lymantria marginata. Spesies ini dapat dikenali dari pola yang terbentuk di sayapnya. Spesies jantan memiliki sayap berwarna gelap sementara sayap spesies betina berwarna putih bintik-bintik. Namun warna sayap ngengat di Probolinggo adalah putih polos.
REKOMENDASI HARI INI
Tiga Negara yang Mengakui Hak Alam dalam Hukum sebagai Upaya Konservasi
KOMENTAR