Anak-anak yang mengalami gangguan rasa pada lidahnya berpotensi alami obesitas.
Studi baru-baru ini menemukan bahwa satu dari 10 orang anak mengalami kesulitan merasakan makanan atau minuman mereka. Temuan ini pun diperkirakan lazim terjadi pada anak-anak lain yang sebaya.
David Laing, seorang ahli dari University of New South Wales, Sydney, Australia, bersama koleganya melakukan studi terhadap 432 anak berusia 8-12 tahun. Mereka diminta untuk meminum minuman yang mengandung gula, garam, asam sitrun, dan kina hidroklorida yang pahit.
Eksperimen dilakukan dengan mengubah konsentrasi yang berbeda dari kelima minuman rasa sehingga total mencapai 40 minuman yang diberikan secara acak. Saat jeda di antara setiap minuman, anak-anak tersebut diminta untuk membersihkan mulut mereka dengan air. Seorang anak dikatakan mengalami gangguan rasa apabila ia tidak dapat menunjuk dengan benar foto yang sesuai dengan setidaknya tiga dari lima konsentrasi yang berbeda dari suatu rasa.
Setiap kali habis minum, mereka diminta menunjuk satu dari tiga foto yang menurut mereka dapat menggambarkan apa yang mereka rasa pada minuman tersebut. Sebuah foto menunjukkan obyek makanan yang sesuai dengan rasa minuman yang diberikan, sementara foto lainnya menunjukkan makanan dengan rasa yang bebeda. Foto ketiga menunjukkan gambar segelas air yang dapat dipilih anak-anak jika mereka merasa minumannya tawar.
Ternyata, 41 anak atau sebanyak 9,5% memenuhui kriteria gangguan rasa yang telah disebutkan sebelumnya. Bahkan, dua pertiga di antaranya tidak dapat mengenali rasa manis. Laing menduga penyebabnya adalah infeksi kronis pada telinga bagian dalam.
Dugaan Laing berkaitan dengan temuan Seung Geun Yeo dari Kyung Hee University, Seoul, Korea Selatan bulan lalu yang menemukan hubungan erat antara infeksi kronis telinga bagian dalam dengan kesulitan mengecap rasa manis dan asin. Anak-anak yang mengalami gangguan rasa cenderung mengalami berat badan berlebih daripada mereka yang bisa mengecap rasa dengan baik.
Menurut Laing, hilangnya kemampuan untuk mengecap rasa dapat merubah secara dramatis selera terhadap makanan yang dapat menyebabkan perubahan pola makan. "Misalnya, anak-anak yang tidak dapat mengecap rasa manis akan beralih ke makanan yang mengandung garam lebih banyak," kata Laing. (Sumber: NewScientist)
REKOMENDASI HARI INI
Megathrust Bisa Meledak Kapan Saja, Tas Ini Bisa Jadi Penentu Hidup dan Mati Anda
KOMENTAR