Ilmuwan Amerika Serikat sedang berupaya memproduksi partikel antihelium, sebuah antimateri (atau berkebalikan) dari inti atom helium (He). Di Brookhaven National Lab RHIC (Relativistic Heavy Ion Collider), New York, tempat riset berlangsung, riset antihelium ini mulai menunjukkan keberhasilan.
Pada studi yang dilaporkan dalam jurnal Nature terbaru tersebut, para ilmuwan akhirnya memperoleh pandangan mengenai partikel antihelium, setelah hampir miliaran kali menghantamkan serta menabrakkan ion-ion secara bersamaan pada kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Persisnya terdapat 18 keping partikel antihelium-4 terekam di laboratorium Brookhaven. Sesaat kemudian partikel-partikel hancur dan menghilang dalam detektor.
"Antihelium bersifat stabil, jadi bila ia tidak menjumpai dengan kondisi bahaya apa pun, antihelium bakal bertahan selamanya," ujar Aihong Tang, seorang ahli fisika yang bekerja di laboratorium.
Antihelium adalah antimateri paling berat dengan tiap partikelnya 10 juta miliar kali lebih ringan daripada butir pasir. "Kecuali ada terobosan besar dalam teknologi akselerator, antihelium akan tetap menjadi antimateri terberat yang pernah dihasilkan," lanjut Tang.
Walau hanya untuk waktu sangat singkat, penemuan ini dikatakan bisa menjadi tolok ukur signifikan terhadap eksperimen-eksperimen serupa: pencarian fenomena antimateri lainnya di semesta. (The Guardian, NYT)
KOMENTAR