Ritual penguburan dan metode yang digunakan untuk membangun dan menyegel kuburan menunjukkan bahwa temuan ini merupakan permakaman seorang dukun. Permakaman ini menjadi salah satu yang paling awal diketahui dari catatan arkeologi. Beberapa atribut permakaman ini kelak menjadi peranti spiritual budaya manusia di seluruh dunia.
“Salah satu perjamuan pemakaman paling awal yang pernah ditemukan ini mengungkapkan acara yang telah direncanakan sebelumnya, dibangun dengan hati-hati yang mencerminkan perubahan sosial pada awal transisi ke pertanian pada periode Natufian,” demikian sebuah pernyataan dari Hebrew University.
Leore Grosman, Natalie D. Munro, dan Anna Belfer-Cohen menerbitkan penelitian mereka di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. Tajuknya, A 12,000-year-old Shaman burial from the southern Levant (Israel).
Baca Juga: 'Hukuman' Mati Dapat Terjadi Pada Siapa Saja dengan Tuduhan Penyihir
Mereka memaparkan bahwa budaya Natufian di Levant selatan (sekitar 15.000-11.600 tahun silam) ditandai dengan perubahan signifikan dalam praktik penguburan manusia. Lebih dari 400 individu telah ditemukan dari pemakaman yang terstruktur.
“Praktik penguburan baru ini terkait dengan perubahan sosial ekonomi yang dramatis terkait peran budaya Natufian dalam transisi dari mencari makan ke bertani,” ungkap mereka.
Natufian adalah masyarakat pertama yang mengadopsi gaya hidup menetap. Karena itulah mereka mengalami reorganisasi dan inovasi sosial ekonomi yang substansial. Selain peralihan dari ekonomi berburu-meramu ke ekonomi pertanian, perkara penting lainnya adalah sedentisme, yang menciptakan tuntutan baru mengenai perilaku sosial juga.
Baca Juga: Naskah Kuno Alkitab dan Mumi Anak Kecil Ditemukan di Gua Horor Israel
Namun demikian, sampai saat ini hampir tidak ada indikasi stratifikasi sosial yang dilembagakan. Sebagian besar peneliti berasumsi bahwa Natufian mempertahankan sistem sosial yang egaliter, mirip dengan sebagian besar masyarakat berburu-meramu di masa silam dan sekarang. Untuk memungkinkan berbagi ruang hidup, mereka memiliki kebutuhan untuk memasukkan mekanisme regulasi sosial baru ke dalam sistem kepercayaan.
Berdasarkan jumlah tulang hewan yang ditemukan dalam makam tersebut, tim mengatakan bahwa wanita yang meninggal ketika berusia sekitar 45 tahun itu, adalah seorang shaman atau penyihir yang hanya dilakukan sesekali selama periode Natufian, 15.000 hingga 11.000 SM.
"Penelitian ini menarik karena datang dari periode kuno menjadi bukti awal ritual manusia tumbuh. Orang-orang yang menetap di desa tersebut dan menguburkan jenasah mereka di sana," ujar Natalie D. Murno dari University of Connecticut pada Léa Surugue dari the International Business Times.
Baca Juga: Lukisan Gua Bergambar Jari-Jari Tak Lengkap: Diamputasi atau Ditekuk?
"Sebelum akhir era Natufian," tambahnya, "penguburan menjadi hal yang tidak umum dalam catatan arkeologi."
Berdasarkan tim yang dipimpin oleh Leore Grosman dari Hebrew University di Israel, wanita itu ditemukan pada 2005 dalam Gua Hilazon Tachtit di selatan Israel, bersama dengan 28 makam lainnya, meskipun yang lainnya tidak dikuburkan seperti yang mereka curigai sebagai shaman.
Tidak seperti makam-makam lainnya dalam gua itu, yang kebanyakan dimakamkan dengan cara biasa, wanita itu dipisahkan dengan potongan batu yang sangat besar. Diselimuti kerikil, kulit kerang laut,d an 86 cangkang kura-kura, dan tulang-tulang hewan lainnya, dari tulang Leopard hingga sayap elang.
Baca Juga: Menengok Patung Bison Berusia 15.000 Tahun yang Terawat di Gua Prancis
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR