Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI berharap dapat segera memasang sejumlah alat GPS akustik untuk meneliti pergerakan lempeng di Selat Sunda..
"Alat ini digunakan untuk meneliti lempeng bawah laut. Namanya Keitei Shikaku Hendou. Di Jepang sudah dipakai sejak 10 tahun yang lalu," kata Hery Harjono, peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, dalam seminar hasil penelitian kerja sama dengan Jepang yang digelar pada Rabu (15/6). Ia mengatakan, saat ini LIPI sedang berupaya mengusulkan kepada pemerintah untuk memakai alat itu.
Dengan sistem yang disebut Hery, GPS akan dipasang pada kapal dan di darat sementara sonar akustik akan dipasang di bawah laut. Alat sonar akustik di bawah laut membaca gerak lempeng dan membandingkannya dengan alat yang ada di kapal, termasuk gerak kapal relatif dengan daratan. Dengan cara itu, pergerakan lempeng bisa diketahui.
Menurut Hery, "Aplikasi GPS akustik sangat penting terutama di Selat Sunda dan lepas pantai selatan Jawa." Itu karena di sekitar pulau jawa tidak memiliki pulau sebanyak di Mentawai.
Gempa yang bersumber dari aktivitas di Selat Sunda, menurut Hery, memang sejauh ini tidak pernah terdeteksi mencapai 8 skala Richter. Namun, apa yang terjadi ke depan belum bisa dipastikan. Oleh karena itu, pemakaian alat deteksi menjadi penting, terlebih banyak prediksi gempa yang meleset, terkait jumlah segmen dan kekuatannya. (Yunanto Wiji Utomo)
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR