Menggunakan beberapa alat dan metode yang relatif baru, arkeolog kini memiliki kesempatan merekonstruksi menit terakhir dari kapal dan awaknya, kata Lundgren, dan mendapatkan beberapa wawasan tentang bagaimana manusia berperilaku di medan perang.
Mars tenggelam pada 31 Mei 1564, di lepas pantai sebuah pulau yang disebut Swedia Öland. Dia datang untuk beristirahat di dasar laut dengan posisi miring ke kanan. Rendahnya tingkat endapan, arus lambat, air payau, dan tidak adanya moluska yang disebut teritip—yang biasanya menghancurkan kapal kayu yang tenggelam dalam lima tahun—menjaga kapal perang ini dalam kondisi yang luar biasa.
Baca Juga: Kisah Tragis Zaman VOC: Bangkai Kapal Batavia dan Kekejian Perompak
Apa yang membuat kapal perang ini sungguh menarik, kata Lundgren, adalah bahwa Mars tidak tenggelam karena kesalahan desain atau minimnya ilmu pelayaran.
"Mars adalah mesin perang yang berfungsi dengan sangat baik dalam pertempuran," jelasnya.
Mars tenggelam sarat dengan meriam dan pelurunya, bahkan tiang utamanya memiliki senjata, pelaut, dan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah kapal yang dibangun untuk perang (termasuk delapan jenis bir).
Kapal perang ini telah "benar-benar berlimpah senjata" pada masanya, kata Lundgren. Dan meriam memainkan peran dalam kematiannya.
Baca Juga: Sejarah Onrust, Pulau yang Tak Pernah Beristirahat di Zaman VOC
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR