Tanaman sarang semut (Myrmecodia) dapat menyembuhkan penyakit, termasuk menghambat dan mengatasi sel kanker.
Para peneliti, yang terdiri dari empat mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM, mendapati adanya reaksi antara sel kanker payudara dengan ekstrak sarang semut ketika digabungkan. Ekstrak sarang semut terbukti menghambat, bahkan membunuh, sel kanker melalui mekanisme apoptosis tanpa rasa sakit pada penderita. Bahkan saat bereaksi pun, ekstrak sarang semut tidak menimbulkan peradangan.
“Tanaman sarang semut adalah tanaman herbal, jadi kami rasa memiliki efek samping yang minim terhadap penderita. Kami melihat pengobatan kanker dengan cara kemoterapi yang banyak menimbulkan penderita kanker melakukan drop out dan menghentikan terapi karena mengalami beberapa efek samping,” papar Arius Suwondo, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam tim penelitian.
Arius lebih lanjut menjelaskan bahwa sarang semut mengandung flavanoid dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Selain itu, ia juga mengandung tokoferol dan alfa-tokoferol yaitu zat dengan aktivitas antioksidan tinggi yang mampu menghambat radikal bebas.
Dengan dosis Inhibitory Consentration (IC) 50 sebesar 539,902 mikrogram/milliliter, ekstrak tanaman sarang semut mampu menghambat hingga 50 persen pertumbuhan sel kanker. Saat dosis ditingkatkan dengan Effective Consentration (EC) 50 sebesar 1599,998 mikrogram/milliliter dapat membunuh sel kanker hingga 50 persen.
Berkat penelitian sarang semut yang dilakukan oleh keempat mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini, sebuah medali emas berhasil disabet dalam ajang Pekan Ilmiah Nasional XXIV di Universitas Hasanuddin Makasar, 18-21 Juli 2011 lalu. Penelitian yang berjudul 'Myrmecodia Pendens: Alternatif Kemoterapi Kanker Payudara dengan Efek Samping Minimal' akhirnya dapat membuktikkan bahwa sarang semut mampu menghambat dan membunuh sel kanker.
Daerah penghasil terbanyak tanaman sarang semut adalah Papua. Masyarakat di sana sudah banyak menggunakannya untuk pengobatan berbagai macam penyakit.
Penelitian ini mendapat penghargaan tertinggi dalam Pekan Ilmiah Nasional XXIV di Universitas Hasanuddin Makasar. Selain Arius, tim terdiri dari Felicia Widyaputri, Marika Suwondo, dan Prenali Satwika.
“Kami berharap bisa uji coba pada manusia atau hewan. Penelitian perlu kami perdalam lagi. Kami berharap sarang semut ini dapat mengurangi efek samping penderita kanker,” ungkap Arius.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Dunia Hewan: Benarkah Kucing Mendomestikasi Dirinya Sendiri?
KOMENTAR