Peradaban Mesir Kuno sudah mengenal gel untuk menata rambut, baik selama hidup maupun setelah meninggal. Hal ini ditunjukkan dengan temuan zat mirip lemak yang melapisi sembilan rambut mumi.
"Zat lemak tersebut mengandung asam lemak rantai panjang, termasuk asam palmitat dan asam stearat," demikian tulis peneliti di Journal of Aracheological Science. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa zat itu ditemukan di mumi yang diawetkan baik secara alami maupun buatan. Peneliti tidak menemukan resin dan material pembalsaman di rambut. "Hal ini menunjukkan bahwa rambut ditata terpisah. Mungkin mereka tahu kalau rambut tidak akan terdegradasi seperti bagian tubuh lain," kata Natalie McCreesh, arkeolog dari KNH Center for Biomedical Egyptology di University of Manchester, Inggris.
McCreesh dan timnya meneliti 17 sampel mumi yang sebagian besar diambil dari kompleks pemakaman Dakhleh Oasis di Western Deserta. Rata-rata, mumi berasal dari masa Greco Roman, 2.300 tahun yang lalu. Mumi tertua yang mereka teliti berusia 3.500 tahun.
Sejauh ini, teks dari masa Mesir Kuno yang telah dianalisis tidak pernah menyebut adanya pemakaian gel rambut. Yang tercatat adalah pemakaian minyak wangi dan pelembab tubuh. Meskipun demikian, John Taylor dari British Museum, gel rambut pada zaman Mesir kuno bukan hal yang tidak mungkin. "Rambut adalah simbol status," katanya.
Taylor juga mengatakan bahwa rambut kadang-kadang dilapisi dengan lilin dari lebah (beeswax), meskipun ia tidak bisa memastikan bahwa lilin tersebut yang dimaksud gel. Untuk memastikannya, McCreesh berencana menganalisis zat yang ditemuinya di rambut mumi untuk mengetahui resep pembuatan gel kuno. (Yunanto Wiji Utomo)
REKOMENDASI HARI INI
Alasan Kaisar Romawi Nero Membangun Domus Aurea setelah Kebakaran Roma
KOMENTAR