Namun hasil jadi dari naskah itu, justru mengejutkan peneliti masa kini, papar Ayatrohaedi. Kejutan itu adalah pembagian zaman yang dimulai dari pencatatan era purba, sampai masa pencatatan mereka.
Mereka menulis meliputi masa dari 1.000.000 tahun Sebelum Saka (SS), kemudian disambung dengan masa awal sejarah Nusantara lewat pembagian yuga (babak). Lima yuga pertama meliputi masa purba, dan yang keenam disebut masa kejayaan dan kekuasaan para raja hingga pemeinrahan Sultan Agung di Mataram.
Baca Juga: Menguak Sisa Kerajaan Pananjung, Kuasa yang Hilang di Pangandaran
Pada masa 1.000.000 hingga 600.000 SS, Nusantara berisi makhluk manusia yang menyerupai setengah hewan. Di waktu yang sama, ada juga makhluk yang menyerupai kera tingal di pepohonan, gua, gunung, dan pinggir sungai, yang suka membunuh sesama tanpa senjata.
Cukup menarik penjelasan tentang manusia yang menyerupai kera telah ditulis pada abad ke-17 akhir. Mengingat pengetahuan manusia setengah kera, atau manusia purba seperti itu baru mulai diungkap lewat Teori Evolusi yang dicetus Charles Darwin dari Inggris, dua abad setelahnya.
Selanjutnya, antara 750.000 hingga 300.000 tahun SS, hidup satwapurusa yang berjalan seperti manusia berkulit merah kehitaman, dan lebih terampil. Mereka sudah dapat membuat alat dari tulang dan batu, tetapi masih kasar.
"Ada yang menyebut makhluk sudah berjalan seperti manusia itu dengan nama butapurusa 'manusia setengah raksasa'. Makhluk itu tinggal di dalam gua-gua di kaki gunung, tetapi kemudian punah karena dibunuh orang-orang yang datang dari benya sebelah utara," Ayatrohaedi mengutip dan menerjemahkan naskah itu.
Sekitar 50.000 hingga 25.000 SS, hiduplah para raksasa kecil yang memiliki senjata dari batu, tetapi tidak bagus kualitasnya, dan turut punah. Mereka disebut wananapurusa.
Baca Juga: Surawisesa Beri Portugis Sunda Kelapa, Pajajaran Dihajar Demak-Cirebon
Naskah itu menulis, orang-orang dari utara itu kemudian menyebar ke seluruh Nusantara seperti Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi, dan pulau-pulau lain sekitar 20.000 SS. Tubuhnya sama kecil dengan pribumi yang sudah ada. Tetapi pribumi tidak punah, karena hidup berdampingan dengan pendatang dari utara.
Pada yuga kelima terjadi perpindahan bagnsa dari utara dalam beberapa gelombang. Panitia Wangsakerta menanggalinya dari 10.000 SS hingga 200 SS. mereka datang dengan alasan yang bermacam-macam, mulai dari lari dari perang, hingga mencari pekerjaan dan tanah subur untuk kehidupan.
"Di antara para pendatang itu, ada yang berasal dari daerah yawan, Syangka, Champa, dan India Selatan. Mereka disebut sebagai orang yang banyak ilmunya [...] dan mulai berdatangan sejak 1.600 tahun sebelum Saka," lanjutnya.
Naskah itu juga membuat peradaban kerajaan Nusantara lebih awal daripada yang diperkirakan para ahli sebelumnya. Dalam naskah itu menyebutkan beberapa tokoh sebelum Kutai dan Tarumanagara, dan menyebut adanya kerajaan Salakanagara di abad pertama masehi.
Baca Juga: Teka-Teki Salakanagara, Kerajaan Nusantara Tertua Versi Wangsakerta
Source | : | perpusnas.go.id |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR