Tanaman sorgum layak dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif pangan
lokal selain beras. Pengembangan tanaman ini dinilai mampu mencegah
kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah.
Dirjen Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian Kementerian Pertanian Gatot Irianto mengatakan, sorgum adalah tanaman yang memiliki adaptasi luas dan tahan terhadap kekeringan.
Tumbuhan ini, lanjutnya, mampu membantu Indonesia mengatasi masalah
pangan seperti masalah musim kemarau serta masalah kekurangan stok beras
yang selama ini terjadi di Indonesia.
"Sorgum menunjang diversifikasi pangan dan mampu menjawab persoalan
pangan khususnya saat musim kering," ungkap Gatot
usai menjadi pembicara dalam seminar nasional Road Map Arah Kebijakan
Mewujudkan Ketahanan dan Kedaulan Pangan Indonesia di UGM, Sabtu (10/9).
Selama ini, pengembangan sorgum di Indonesia belum sebaik padi atau
jagung, karena masih sedikit daerah yang memanfaatkannya. Daerah tersebut
di antaranya NTT, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta DIY.
Untuk produksinya pun masih sedikit, kurang lebih 3-4,5 ton.
"Hanya daerah tertentu seperti Sulawesi Selatan yang sudah bagus produksinya," tambahnya.
Pengembangan sorgum juga masih terkendala masalah pengolahannya. Selama
ini, pengolahan masih dilakukan sederhana yaitu dengan ditumbuk dan
hanya menghasilkan tepung. Kendala lain yang dihadapi adalah masalah
pemasaran. Ketua Kelompok Tani Girimaju Bantul DIY mengaku bingung untuk
memasarkan sorgum bila ingin dikembangkan lebih serius.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR