Suasana tumpah ruah memadati kawasan titik nol hingga Malioboro, Selasa (18/10) sekitar pukul 16.00 WIB. Ribuan warga Yogyakarta terlihat tak sabar melihat pasangan pengantin baru, GKR Bendara dan KPH Yudanegara yang akan digiring dengan kereta Kanjeng Kiai Jong Wiyat,kereta peninggalan Sultan Hamengku Buwono VII. Inilah prosesi kirab kereta yang dijalani kedua pengantin usai mengikuti prosesi panggih di Bangsal Kencana.
Dari arah Keraton muncul iring-iringan lima kereta yaitu kereta Kiai Roto Biru, Kanjeng Kiai Jong Wiyat, Kiai Kus Cemeng, Kiai Kus Ijem, dan Kiai Permili. Kereta ini dinaiki oleh keluarga Sri Sultan HB X,kedua pengantin, utusan dalem Keraton, besan,serta penari keraton. Kereta pengantin sendiri berada dalam urutan kedua.
Adik Sultan, Gusti Bendara Pangeran Haryo Yudhaningrat, mengatakan, iringan kereta ini akan mengantarkan kedua pengantin ke Bangsal Kepatihan yang berada di Komplek Kantor Gubernur DIY.Sesampainya di bangsal kepatihan, kedua pengantin akan menjalani resepsi pernikahan yang akan dihadiri pejabat daerah.
Kereta Kiai Jong Wiyat merupakan kereta peninggalan Sultan Hamengku Buwono (HB) VII yang dibuat tahun 1881 di Belanda. Dahulu kala, kereta ini digunakan Sultan HB VII untuk pesiar. Sejak periode Sultan HB IX, Kereta Kiai Jong Wiyat kemudian dipakai Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Mangkubumi (sekarang Sultan HB X) selaku 'manggala yudha' atau panglima perang.
Awalnya, kereta pengantin akan menggunakan Kiai Jatayu, tetapi kemudian diganti Kiai Jong Wiyat. Kereta ini dinilai lebih terbuka sehingga memudahkan masyarakat menyaksikan kedua pengantin diarak. Prajurit keraton dan pasukan drum band berada pada posisi paling depan untuk mengawal kereta. Kirab kereta ini disambut tepuk tangan meriah dan decak kagum warga.
Seorang warga yang ikut menyaksikan kirab, Yanti (50), mengatakan bahwa kirab ini menjadi sebuah tradisi untuk memperoleh berkah dari keraton Yogyakarta. Selain itu, warga penasaran terhadap kedua pengantin baru yang tengah berbahagia. "Saya bangga dengan tradisi ini. Kita bisa secara lebih dekat mengenal keluarga keraton," tambahnya.
Tak hanya puas melihat pengantin, warga pun tampak antusias menikmati aneka jajanan khas Jogja di angkringan yang berada di sepanjang jalan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR