Ekspedisi LIPI di perairan Lamalera, Nusa Tenggara Timur berhasil menemukan spesies terbatas yang hanya hidup di perairan Indonesia dan Filiphina.
Kepala Pusat Oseanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan, jenis spesies terbatas tersebut adalah dua jenis ikan karang, seperti Cirriailabrus flavidorsalis dan Cyprinocirrhites polyactis. Penemuan spesies ikan tersebut di Lamalera adalah kali pertama. Namun sebelumnya ikan serupa pernah ditemukan di perairan Bali. Penemuan lainnya ada juga 35 ekor lumba-lumba dari spesies Turciop truucatus atau lumba-lumba hidung botol.
Menurut Zainal, munculnya spesies ini dikarenakan berbagai faktor. Perairan Lamela yang masuk dalam kawasan Laut Sawu bagian utara memang memperlihatkan kondisi perairan yang memiliki kecepatan arus air yang sangat kuat karena merupakan bagian dari pertemuan arus Pasifik yang melewati selat Makasar dan bermuara di perairan Nusa Tenggara. Perairan Lamalera pun cukup subur terutama bagian selatan (Laut Sawu) yang terlihat dari tingginya kandungan nutrien (fosfat, nitrat,silikat), tingkat kesuburan planktonik, serta bakteri heterotropik dan bakteri produktivitas serta kondisi terumbu karang baik yang memungkinkan sejumlah spesies hidup dengan baik.
Ekspedisi Lamalera ini dilakukan bebarengan dengan Ekspedisi Perairan Kendari di Pantai Timur Sulawesi yang berhadapan langsung dengan Laut Banda. "Fokus Ekpedisi Kendari adalah kajian terhadap pengaruh aktivitas manusia di daratan terhadap ekosistem dan sumber daya laut di perairan tersebut," katanya.
Hasil penelitian dari Ekpedisi Kendari diantaranya pemanfaatan kepiting bakau yang tergolong tinggi pada daerah mangrove di Delta Lasolo yang dikhawatirkan menyebabkan over fishing. Dengan demikian dibutuhkam pengaturan dan pengelolaan yang berkelanjutan. Dalam ekpedisi tersebut juga ditemukan jenis karang yang hidup di Perairan Kendari (spesies endemik) dan juga jenis tiram, Saccostrea cucullata, dalam keadaan mati karena pengaruh sedimentasi aktivitas tambang di daratan.
Kedua ekpedisi yang dilakukan oleh LIPI ini menggunakan kapal Riset Baruna Jaya VIII milik LIPI dengan melibatkan 62 peserta, termasuk 27 peneliti dan 10 teknisi dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR