Flu Burung kembali berjangkit di Asia. Kali ini Hong Kong kembali jadi tempat utama berjangkitnya penyakit yang disebabkan virus H5N1 itu.
Ditemukan tiga unggas yang mati sepanjang dua pekan ini. Kematian terakhir terjadi pada Selasa (20/12) di mana ditemukan seekor camar kepala hitam yang mati di halaman sebuah sekolah. Sehari kemudian, pihak otoritas Hong Kong memerintahkan pemusnahan 17 ribu unggas dan menunda menunda impor unggas hidup selama 21 hari.
Insiden ini membuat negara-negara tetangga Hong Kong seperti Malaysia mulai mengeluarkan waspada Flu Burung. Virus ini bisa terbawa oleh manusia yang berpergian dari Hong Kong ke negara lain. "Kami masih memonitor situasinya, sejauh ini hanya melibatkan unggas di Hong Kong," ujar Menteri Kesehatan Malaysia Datuk Dr Hasan Abdul Rahman.
Ditegaskan oleh Hasan lagi jika penularan baru bisa terjadi jika ada kontak langsung dengan unggas yang terpapar virus. Namun, ia menyarankan agar mereka yang menderita gejala seperti flu untuk segera memeriksakan diri.
Indonesia sendiri sudah melakukan tindak penanggulangan dengan diresmikannya Ruang Isolasi Lengkap RSU Kabupaten Tangerang pada Senin (12/12) lalu. Peresmiannya dilakukan oleh perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr. Khancit Limpakarnjanarat, kepada Direktur RSU Kabupaten Tanggerang, Dr. H.MJN. Mamahit, SpOG, MARS.
Menteri Kesehatan Indonesia dr. Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan sudah ada 10 Rumah Sakit di Indonesia yang membangun ruang isoloasi Flu Burung. Di antaranya RSUP Persahabatan; RSPI Sulianti Saroso; RSPAD Gatot Subroto; RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Manado; RSUD Dr. Soetomo, Surabaya; RSUD Dr. Moewardi, Solo; RSUD Ulin, Banjarmasin; RSUD Dr. Abdoel Moeloek, Lampung; RSUD Gunung Jati, Cirebon, dan RSUD Tangerang.
"Saat ini, yang sudah siap untuk diserahterimakan baru 2 rumah sakit, yaitu RSUD Tangerang dan RSUP Persahabatan. Delapan rumah sakit lainnya akan diserahterimakan setelah selesai pembangunannya”, ujar Menkes. (Sumber: The New Strait Times, situs resmi Depkes RI)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR