Hujan deras disertai angin kencang yang melanda di banyak wilayah provinsi di Indonesia membuat tekstur tanah menjadi labil sehingga amat rawan longsor. Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (18/1) lalu, bencana longsor terjadi di daerah Kecamatan Talegong.
Dari Purworejo, Yogyakarta, dilaporkan sebanyak enam rumah terbenam longsor akibat hujan terus-menerus, yang memicu air mengalir dari puncak tebing yang gundul, dan menyebabkan tanah di tebing setinggi 20 meter lebih bergerak turun. Tebing ini telah mengalami dua kali longsor di bulan Desember 2011, ditambah pada Senin kemarin (16/1).
Hujan berintensitas tinggi yang telah melanda Kota Kendari, Sulawesi Tenggara selama sepekan terakhir ini juga mengakibatkan pemukiman penduduk di wilayah perbukitan Kendari terkena ancaman longsor. Tiga buah rumah warga serta sebuah sekolah di Kecamatan Jati Mekar tertimbun tanah longsor, Selasa (17/1).
Sementara lajur jalan di Kabupaten Lumajang menuju ke Malang tertutup longsoran tanah sejak Selasa (17/1) malam. Padahal kawasan selatan ini merupakan satu-satunya akses ke Malang beserta kota-kota lainnya di selatan Jawa Timur dan sering digunakan pula sebagai jalur alternatif pantura. Kini upaya pembersihan timbunan tanah sudah dikerjakan warga dan aparat secara gotong royong.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat bahwa meningkatnya curah hujan ini telah mengakibatkan banjir terjadi di 14 wilayah di Indonesia yakni Pandenglang, Lebak, Serang, Kota Serang, Kota Cilegon, Tangerang, Pati, Bojonegoro, Lamongan, Nganjuk, Sambas, Landak, Kutai Barat, dan Kutai Kartanegara.
Khusus di daerah Jawa Timur, luapan air Sungai Bengawan Solo menggenangi puluhan hektar sawah di Kabupaten Bojonegoro. Sungai mulai meluber setelah hujan tak berhenti sejak Jumat (14/1).
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR