Rencana pelepasliaran orangutan (Pongo pygmaeus) oleh Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) tepat pada hari Valentine, 14 Februari 2012, terpaksa dibatalkan. Atas alasan akomodasi yang belum selesai dibangun, pelepasliaran ini ditunda hingga tanggal 21 Februari nanti.
"Release (pelepasan) diundur ke tanggal 21 karena beberapa hal di luar kami. Tapi kami masih usahakan tetap di bulan kasih sayang ini," demikian ujar Jamartin Sihite sebagai President Director RHOI, Senin (13/2), pada National Geographic Indonesia.
Tadinya, RHOI akan melepaskan lima hingga delapan orangutan hasil rehabilitasi dari Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di kawasan hutan lindung Bukit Betikap, Kalimantan Tengah, tepat pada hari Valentine. Namun, saat rencana ini dikemukakan pada awal Februari lalu, sudah dikatakan ada masalah dalam hal perizinan.
Kenapa harus di bulan kasih sayang? "Karena hanya dengan cinta orang bisa berbuat gila, kami dikira orang gila karena ingin menyelamatkan orangutan," kata Jamartin saat itu.
Meski demikian, Jamartin optimis rencana ini akan tetap dilakukan. Tahap awal pada 21 Februari nanti akan dilepas empat individu orangutan dan 12 lagi akan menyusul pada Maret 2012. Keempat orangutan itu antara lain Tarzan (20 tahun), Astrid (17), Monik (9), dan tantri (10). Semuanya akan dilepas di dua titik di hutan lindung Bukit Betikap.
"Kami menomorsatukan keselamatan orangutan dan tim penyelamat. Helipad dan cone block (di lokasi lepas liar) belum selesai dibangun," kata Meirini Sucahyo sebagai juru bicara BOSF. "Kalau kami memaksakan mengantar orangutan dengan jalur darat, maka orangutan akan stres dan tim kami pun akan kelelahan."
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR