Di Indonesia pernah diidentifikasi 15 subspesies dengan bermacam genetik pisang liar yang memiliki biji bisa ditanam. Pengembangan riset untuk berbagai jenis tanaman pisang perlu ditingkatkan.
Demikian dikatakan Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Witjaksono, saat menerima kunjungan Prof. James Dale, guru besar biofortifikasi (pemuliaan tanaman untuk peningkatan nilai gizi) pisang dari Queensland University of Technology, Australia, Selasa (19/6) kemarin.
Menurut Dale, kelangsungan varietas pisang di masa depan sangat bergantung pada pengembangan riset. Dale yang juga Direktur Direktur The Centre for Tropical Crops and Biocommodities (CTCB) Queensland University ini menjabarkan pentingnya riset untuk mempertahankan jenis-jenis pisang budidaya dari berbagai ancaman penyakit tanaman.
Pisang liar belum banyak diteliti. Padahal penelitian dapat menambah pemahaman dan ketahanan pisang budidaya menghadapi ancaman kepunahan akibat terserang penyakit, jamur, dan bakteri. "Berbagai jenis penyakit dan serangan jamur terhadap tanaman pisang kini menjadi tantangan," ujar Witjaksono.
"Pisang di berbagai negara Asia telah diserang bahaya penyakit Panama di 2003. Jamur ini tidak mempan dibasmi dengan pembasmi jamur. Kelangkaan keragaman genetika menempatkan pisang ini dalam posisi berbahaya," imbuh Dale.
Wakil Kepala LIPI Endang Sukara menyatakan, LIPI sudah mengembangkan riset pisang tetraploid dari pisang liar yang dapat dikawinkan dengan pisang diploid dan menghasilkan pisang triploid. Pisang triploid merupakan pisang budidaya yang tidak berbiji. Ploid menunjukkan pasangan kromosomnya.
Sementara Siti Nuramaliati Prijono, Kepala Puslit Biologi LIPI mengatakan, bahwa keragaman varietas pisang membutuhkan konservasi yang lebih serius. Diharapkan ada dukungan riset untuk menjadikannya komoditas yang akan dapat berdampak luas bagi masyarakat.
Kelestarian varietas pisang juga menjadikan pisang berpotensi menjadi alternatif bahan pangan pokok. Karena pisang dapat diolah menjadi tepung dengan kandungan karbohidrat tinggi. Pisang pun bermanfaat karena mengandung potasium, yang merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan manusia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR