Asap pekat dari kebakaran hutan, akibat kemarau dan kekeringan melanda di berbagai provinsi Indonesia, menggerakkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) untuk menggelar operasi hujan buatan di tiga wilayah serentak: Provinsi Riau, Jambi, dan Kalimantan Tengah.
Sejak 1 Januari 2012 hingga saat ini jumlah titik api (hotspot) yang terdeteksi di Indonesia berdasarkan pantauan satelit NOAA, adalah 22.730 titik. Titik api terdeteksi di sejumlah lokasi, seperti Sumatra Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Selatan, dan sebagainya.
Berdasarkan data Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi misalnya, 1.300 kawasan lahan dan hutan di daerah itu diketahui terbakar akibat kemarau.
"Kebakaran lahan dan hutan yang meningkat di Jambi, maka BNPB menambah operasional hujan buatan sejak 7 September, dengan satu pesawat Cassa 212-200 milik TNI AD. Operasi hujan buatan di Jambi akan dilakukan selama 30 hari kerja," ungkap Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Senin (10/9). Sebelumnya hujan tidak turun di kota Jambi dalam beberapa bulan.
Di Riau dan Kalimantan Tengah, operasi hujan buatan dilakukan selama 40 hari kerja. Di Riau terhitung pada 12 Agustus 2012. Sedangkan di Kalimantan Tengah dilakukan sejak 27 Agustus 2012.
Total anggaran biaya yang dihabiskan untuk guyuran hujan buatan di tiga provinsi ini adalah sebesar Rp15,88 miliar.
Kementerian Kehutanan memperkirakan, jumlah hotspot pada tahun 2012 mencapai 30.150 titik. Kebakaran lahan dan hutan juga diperkirakan memuncak pada bulan Agustus dan September.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR