Gunung Kinabalu, Malaysia, yang secara geografis berada di Kalimantan, berhasil menjadi rumah bagi beragam keanekaragaman hayati. Beberapa flora dan fauna yang terkandung di dalamnya bahkan tercatat menjadi spesies temuan baru.
Dalam ekspedisi selama dua pekan oleh sekelompok peneliti Belanda dan Malaysia pada September silam, ditemukan sekitar 160 spesies baru. Jenisnya merentang dari spesies laba-laba, kumbang, siput, kupu-kupu, rayap, dan fungi.
"Gunung Kinabalu membawa proporsi besar dari spesies yang tidak ditemukan di tempat lain di Bumi," kata pemimpin ekspedisi Menno Schilthuizen, dari Naturalis Biodiversity Center di Leiden, Belanda. Tujuan utama dari ekspedisi ini adalah mengetahui bagaimana spesies endemik ini berevolusi, demikian tambah Schilthuizen.
Spesies unik dari Gunung Kinabalu termasuk katak bertanduk (Borneo horned frog) dan ngengat atlas. Ngengat disebut adalah yang terbesar di dunia dengan rentang sayap mencapai 30 sentimeter, atau nyaris sama dengan jangkauan burung.
Analisa asam deoksiribonukleat (DNA) dari spesimen yang dikoleksi akan digunakan untuk merangkai pohon evolusi dari Gunung Kinabalu. Nantinya, DNA ini akan dibandingkan dengan spesies yang ada di dataran lebih rendah.
Hal lain yang menarik adalah ragam fungi yang ditemukan. Menurut ahli fungi dari Naturalis Biodiversity Center, József Geml, wilayah Gunung Kinabalu penuh dengan jamur El Dorado. "Spesies ini (terlihat) dalam berbagai variasi bentuk dan warna yang kadang menyesakkan dada. Kinabalu tetap menjadi terra incognita (wilayah asing) bagi studi fungi," kata Geml.
Sekitar 300 fungi dikumpulkan dalam ekspedisi ini. Seratus di antaranya diperkirakan adalah jenis baru. Selain fungi, spesies baru lain yang ditemukan antara lain laba-laba dan kulum-kulum raksasa.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR