Nationalgeographic.co.id—Permafrost melestarikan 'darah tertua di dunia', hal ini meningkatkan harapan untuk menghidupkan kembali spesies yang punah. Darah itu berasal dari anak kuda Zaman Es yang bisa dibilang hewan terawetkan terbaik di dunia sejak periode itu.
Anak kuda tersebut merupakan jenis kuda Lenskaya, yang memiliki kemampuan tahan cuaca dingin dan hidup terakhir 42.000 ribu tahun lalu.
“Saya ingin menekankan bahwa ini adalah anak kuda dari jenis kuda yang menghuni Yakutia antara 30.000 dan 40.000 tahun yang lalu. Ini disebut Lenskaya, atau Kuda Lena (Equus lenensis), secara genetik berbeda dari mereka yang tinggal di Yakutia sekarang, kata kepala museum Mammoth Yakutia Semyon Grigoryev.
Grigoryev menambahkan bahwa penemuan tersebur merupakan hewan Zaman Es yang diawetkan terbaik yang pernah ditemukan. Terlebih, otopsi anak kuda itu menunjukkan organ dalam yang terawetkan dengan indah.
Sampel darah cair diambil dari pembuluh jantungnya diawetkan dalam keadaan cair selama 42.000 tahun berkat kondisi penguburan yang menguntungkan dan lapisan es.
“Jaringan otot mempertahankan warna kemerahan alami mereka. Kami sekarang dapat mengklaim bahwa ini adalah hewan Zaman Es terbaik yang pernah ditemukan di dunia,” terangnya.
Dilansir Ancient Origins, anak kuda itu dalam kondisi luar biasa tanpa kerusakan yang terlihat. “Ini sangat jarang untuk penemuan paleontologi, karena beberapa di antaranya tidak lengkap, terfragmentasi, dengan deformasi tubuh yang serius atau sangat mumi,” ungkap Grigoryev.
Baca Juga: Daun-daun Purba Berusia 23 Juta Tahun, Gambaran Masa Depan Bumi
“Rambut anak kuda utuh di kepala, kaki, dan sebagian tubuhnya. Ekor dan surainya hitam, selebihnya tubuh anak kudanya teluk. Memiliki rambut yang diawetkan adalah sensasi ilmiah lainnya karena semua kuda purba sebelumnya ditemukan tanpa rambut,” tambahnya.
Hasil studi para peneliti gabungan dari Yakutian University, Rusia dan Sooam Biotech Research Foundation, Korea Selatan menunjukkan bahwa pada saat kematian anak kuda itu berusia satu hingga dua minggu, jadi dia baru saja lahir.
“Seperti pada kasus-kasus sebelumnya tentang sisa-sisa hewan prasejarah yang sangat terawat, penyebab kematiannya adalah tenggelam dalam lumpur yang membeku dan berubah menjadi lapisan es. Banyak lumpur dan lumpur yang ditelan anak kuda selama detik-detik terakhir hidupnya ditemukan di dalam saluran pencernaannya,” kata ahli tersebut.
Baca Juga: Mumi Dinosaurus Ditemukan, Punya Kulit dan Usus yang Masih Utuh
Keyakinan dalam Mengkloning Spesies Zaman Es
Para ilmuwan semakin optimis dengan kloning spesies zaman es tersebut. Mereka 'yakin akan keberhasilan' dalam mengekstraksi sel dari anak kuda ini untuk mengkloning spesiesnya - jenis Lenskaya yang telah punah dan kembali hidup.
Penelitian ini dipimpin oleh pakar kloning Korea Selatan, Profesor Hwang Woo-suk, yang juga pemimpin studi dalam upaya menggunakan sisa-sisa mammoth berbulu yang disimpan dalam permafrost untuk dapat dihidupkan kembali.
Tim dilaporkan memilih seorang ibu untuk peran bersejarah melahirkan spesies yang kembali. Michil Yakovlev, editor media korporat universitas, mengatakan: “Semoga dunia akan segera bertemu dengan tiruan dari anak kuda purba yang hidup 42.000 tahun yang lalu.”
Baca Juga: Praktik Peternakan Domba Arab Kuno Terungkap Berkat Mumi Domba
Setelah pengumpulan sel selesai, peneliti akan menentukan ibu pengganti untuk peran bersejarah melahirkan kuda kuno Lenskaya ini. "Kuda Korea akan cocok dengan sempurna," kata Grigoryeva.
Hal itu karena kuda Korea juga cukup kuno yakni penerus kuda Mongolia. Pilihan lain adalah menggunakan kuda Yakut—jenis asli dari Siberia timur. Kuda Yakut dapat bertahan di musim dingin dengan suhu serendah minus 60 derajat Celsius.
Jika teknik menggunakan ibu pengganti tersebut berhasil, bisa menjadi langkah pertama para peneliti untuk mengembalikan beberapa spesies punah lainnya.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Siput Berusia 99 Juta Tahun Terjebak di Resin Pohon
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR