Anda selalu punya alasan untuk membenarkan segala keterbatasan dan halangan untuk berprestasi? Pikir lagi! Mari menengok ke Zulkifli (27). Lulusan Universitas Bung Hatta, Padang, ini bekerja sebagai kontributor berita, artikel, dan foto untuk media di Sumatra Barat. “Senjata”-nya --kamera– masih pinjaman.
Namun dengan ketekunan dan tekad, ia berhasil meraih juara umum pada Lomba Foto Indonesia 2012, ajang tahunan yang digelar Kemenparekraf – dulu Depbudpar – sejak 2010. Karyanya yang diberi judul "Gigik Ikua," mengabadikan pacu jawi, balap sapi.
Sebenarnya, sejumlah dari 12.808 foto yang masuk bertema pacu jawi dan balap sapi dari berbagai daerah. Karapan sapi (Madura), makepung (Bali), pacuan sapi (Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah). Lengkap dengan kebulan debu atau cipratan air, ekspresi sang joki yang dramatis, dan hewan terpasung yang dipaksa terpacu yang dramatis.
Namun, yang memikat dewan juri, yang diketuai Goenadi Haryanto, adalah kejeliannya. Sesuai dengan judul yang ia tabalkan, Zulkifli secara jeli menangkap hal yang mungkin kurang diperhatikan para fotografer lain. Yaitu gigik igua yang bermakna, “Joki menggigit ekor sapi untuk memacu,” paparnya.
Untuk menangkap hal penting dan momen ini, Zulkifli “berburu” tiap Sabtu. Ketika selama berpekan-pekan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tanah Datar yang memanfaatkan sawah usai panen untuk pacu jawi.
Pacu Jawi, yang kini dijadikan salah satu icon pariwisata Sumatra Barat juga diikutsertakan Zulkifli pada Hamdan International Photography Award (www.hipa.ae) yang digelar Dubai, Uni Emirat Arab. Dengan sudut pandang lain, "The Spirit Of Pacu Jawi" meraih hadiah pertama.
"Saya diundang ke Dubai untuk menerima US$14.000,” tutur Zulkifli. "Dengan uang hadiah itu, saya menghajikan orangtua, dan sebagian saya belikan kamera. Saya sekarang tak perlu lagi meminjam."
Bahwa lomba tingkat nasional macam Lomba Foto Indonesia diharapkan tak sekadar menjadi ajang unjuk karya, dikemukakan oleh Menparekraf Mari Pangestu. “Saya harap kegiatan macam ini juga menjadi jaringan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan antar fotografer di kota besar macam Jakarta dengan fotografer di daerah-daerah, dari tingkat pelajar hingga dewasa."
Ditambahkan Mari, ajang ini juga tetap menghormati hak cipta para pemenang. Pihak lain yang ingin menggunakan foto para pemenang harus lebih dulu menghubungi Kemenparekraf. "Ini juga merupakan cara efektif untuk lebih mengenalkan budaya dan wisata seluruh Indonesia," kata Mari.
Sekitar 180 foto hasil Lomba Foto Indonesia 2012 dipamerkan pada 22-28 Oktober 2012 di Galeri Alun-Alun, Grand Indonesia dan Promenade LG Terra, Central Park, Jakarta.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR