Nationalgeographic.co.id—Indonesia sedang berupaya mengajukan dan memperjuangkan “Jalur Rempah” agar diakui sebagai warisan dunia. Pengajuan ini membutuhkan data ilmiah yang kuat mengenai kondisi rempah dan sejarah perdagangan rempah untuk memperkuat posisi Indonesia di hadapan UNESCO.
Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN) turut memperkuat pengakuan “Jalur Rempah” melalui kolaborasi dengan Yayasan Negeri Rempah (YNR).
“Kerja sama ini bertujuan memperkuat kapasitas produksi rempah Indonesia dan menghasilkan data ilmiah yang mendukung pengusulan ‘Jalur Rempah’ sebagai warisan dunia oleh UNESCO,” kata Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Asep Hidayat, pada penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di BRIN Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno pada Kamis pekan ini.
Selain itu, Asep menjelaskan, kerja sama ini juga akan memberikan rekomendasi untuk perbaikan produksi rempah guna memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen rempah utama dunia.
Saat ini, produktivitas rempah Indonesia menghadapi berbagai kendala, seperti pohon rempah yang sudah tua, kurangnya pengetahuan tentang budi daya, serta pengelolaan pascapanen yang belum optimal.
Oleh karena itu, kolaborasi antara produsen, pemerintah, swasta, dan lembaga terkait sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan produksi rempah, terutama komoditas unggulan Indonesia yang memiliki potensi ekspor besar.
“Kolaborasi ini menjadi momentum penting bagi kita semua. Tantangan penelitian semakin besar, dan kita tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan sinergi kuat untuk mencapai hasil maksimal,” ujar Asep seperti dikutip dari laman BRIN.
Asep juga mengapresiasi upaya pengusulan “Jalur Rempah” sebagai warisan dunia dan menegaskan bahwa BRIN akan terus mendukung langkah ini.
“Perjuangan ini tidak mudah, tetapi rempah Indonesia memiliki nilai luar biasa yang harus kita lestarikan. Kolaborasi yang solid sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini,” jelasnya.
Asep menekankan pentingnya fokus dalam setiap tahapan kerja sama agar hasilnya optimal. “Setelah PKS ini disepakati, kami akan segera menyusun rencana aksi untuk tahun 2025, termasuk tahapan, pendanaan, serta pembagian tugas yang jelas,” tambahnya.
Baca Juga: Pengantar Menteri Kebudayaan untuk 'Desa Merawat Warisan Dunia'
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR