Secara historis, Indonesia telah lama dikenal sebagai produsen utama rempah dunia. Permintaan global terhadap rempah diperkirakan akan meningkat pesat hingga 12 kali lipat pada 2050.
Namun, meski memiliki potensi besar, ekspor rempah Indonesia saat ini mengalami penurunan signifikan. Indonesia hanya menguasai sekitar 6,4 persen pasar rempah dunia, jauh tertinggal dari negara-negara seperti Vietnam dan Thailand.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya kualitas dan produktivitas rempah.
Beberapa faktor yang memengaruhi adalah kebijakan investasi yang belum mendukung, metode budi daya yang masih tradisional, dan kualitas produk yang belum memenuhi standar internasional. Hal ini menghambat daya saing rempah Indonesia di pasar global.
Untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan memanfaatkan teknologi terbaru, kualitas rempah dapat ditingkatkan. Selain itu, pemanfaatan teknologi teranyar juga bisa membantu memastikan produk rempah bebas dari mikroba berbahaya dan bahan kimia, serta bersifat ramah lingkungan.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR