Buku ekspedisi Kompas yang berjudul “Hidup Mati di Negeri Cincin Api” diluncurkan bertepatan dengan penutupan perjalanan Ekspedisi Cincin Api Kompas, Rabu (12/12) lalu. Buku ini mendokumentasikan perjalanan jurnalistik tim ekspedisi ke berbagai daerah untuk menyingkap fenomena Cincin Api dari berbagai aspek.
“Harapan kami semoga masyarakat lebih memahami kondisi geologi dan sejarah kebencanaan nusantara. Pemahaman tersebut bisa diwujudkan dengan mengambil langkah-langkah untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebab, proses alam merupakan sebuah siklus. Apa yang pernah terjadi di masa lalu, berpotensi terjadi kembali di masa depan” ucap Ahmad Arief.
“Kisah tentang negeri zamrud khatulistiwa yang diberkahi alam nan subur semestinya dilengkapi kisah tentang jalur gempa dan “Cincin Api” yang melingkari negeri. Kita harus membuka kembali pengetahuan lama yang dibangun leluhur negeri selama ribuan tahun, serta mencari inovasi baru untuk bersiasat hidup di tanah bencana ini.” Itulah kalimat yang tercantum dalam buku Ekspedisi Kompas “Hidup Mati di Negeri Cincin Api”
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR