United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) ingin membantu revitalisasi Kawasan Kota Tua (KKT) yang terhambat karena kepemilikan gedung-gedung bersejarah di sana. UNESCO akan berikan arahan dan pandangan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terkait hal ini.
Sementara UNESCO memberikan ide, Pemprov DKI akan berkolaborasi dengan Kementerian BUMN, Kemenko Kesra, dan Kementerian Pariwisata untuk berkoordinasi. Kepala Biro Kepala Daerah (KDH) dan Kerjasama Luar Neger (KLN) Heru B Hartanto mengatakan, UNESCO sangat antusias terhadap KKT di Jakarta.
"Mereka menjanjikan, saya akan mempelajari dulu selama dua minggu. Kami pelajari proposal itu. Kemudian kami undang Menteri terkait dengan Pak Gubernur (Joko Widodo) untuk melihat keliling Kota Tua," kata Heru kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Selasa (19/3) sore.
Permasalahan revitalisasi adalah masalah kepemilikan gedung oleh perusahaan, seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). "Bangunan Kota Tua di Jakarta dimiliki oleh private sector, sebagian BUMD, BUMN, contoh stasiun kereta api di Kota Tua itu dimiliki oleh PT. KAI," jawabnya. Menurutnya, kebanyakan pemilik gedung tidak memahami kalau gedung itu memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Heru menjelaskan bahwa bantuan oleh UNESCO bukan berupa dana, tetapi konsep renovasi bangunan. "Nanti kita tunjuk bangunan yang mana," jelasnya. Kemudian, UNESCO juga akan membangun rasa memiliki para pemilik gedung.
Untuk mewujudkan hal ini, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh Pemprov DKI dan juga UNESCO sebagai konsultan. "Pertama, Pemda harus konsen tanpa terputus-putus. Kedua, kebanyakan ada di BUMN mandiri segala macam, itu juga mereka harus memahami. Ketiga, kementerian terkait," ungkapnya.
Rencana ini sebenarnya sudah dikonsepkan sejak sepuluh hingga 15 tahun lalu. Akan tetapi, karena inkonsistensi semua pihak terkait untuk mengelolanya, sehingga berjalan di tempat.
Staf Ahli Biro KDH dan KLN Anita Boye mengatakan bahwa semua komunitas di dunia setuju bahwa KKT adalah lokasi yang sangat indah. Menurut UNESCO, KKT adalah warisan budaya di Jakarta pada masa kolonial Belanda. Ia mengapresiasi program Pemprov DKI yang ingin merevitalisasi KKT menjadi tempat yang lebih menarik untuk dikunjungi.
"Bukan UNESCO, tapi masyarakat harus bertindak bagaimana caranya menjadikan Kota Tua jadi salah satu warisan budaya di dunia, bagaimana caranya menjadikan Kota Tua supaya dikunjungi banyak turis, sehingga warga sekitar bisa mendapatkan keuntungan dari situ," ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Lampung, Eni Muslihah |
KOMENTAR