Kemudian dari India, Linneaus menemukan tumbuhan ini juga bisa tumbuh di Champa (Vietnam dan Kamboja kini) dan Siam (Thailand). Hal ini berpengaruh pada penggunaan bunga untuk ritual di Asia Tenggara yang seharusnya menggunakan Magnolia, dan berubah menjadi bunga kamboja.
Pengaruh ini terbawa pula dalam ritual di Bali. "Tapi ada gap di sini antara Lennaus dengan masa Hindu-Buddha," tambahnya.
Selain bunga kamboja, makam biasanya memiliki pohon cempaka dan beringin yang perawakannya besar, serta tanaman andong dan puring. Hani menjelaskan, ada nilai kesakralan yang diberikan masyarakat akan tanaman besar yang terasa menyejukkan, dan aroma yang mencolok pada bunga.
"Kalau andong sendiri itu kan populer sebagai pembatas kebun. Selain itu jurnal yang saya baca juga kepercayaan di Baduy, andong itu atau Kordiline untuk menjadi salah satu upacara adat dimakna bahwa warna yang gelap dan terang itu melambangkan sebagai kehidupan dua dunia," papar Hani.
Baca Juga: Triantha occidentalis, Nama Temuan Tanaman Karnivora Terbaru
"Dan menurut saya, bisa jadi puring dan tanaman-tanaman lainnya yang kontras itu di kuburan memiliki makna yang mirip, cuma untuk artikel atau penelitian saya belum menemukannya, Karena jurnal untuk nilai soal kesakralan dan etnobotani itu susah dicari."
Hariri menambahkan penjelasan Hani, bahwa tanaman andong dalam kebudayaan di Jawa menggunakannya sebagai pembatas roh halus. Penamaan 'andong' sendiri berasal dari asung pandungo (senantiasa berdoa) agar setiap orang yang berkunjung ke makam senantiasa bersyukur atas kehidupan yang diberikan Tuhan.
"Di sini kalau ditanam di rumah, seolah untuk menghalau roh-roh yang menggangu. Ini alasan kenapa ditanam di rumah, ya benar untuk mengingatkan agar kita berdoa, selalu ingat setelah hidup ada mati," jelasnya.
Dia juga sependapat dengan Hani bahwa penelitian tentang nilai sosial dan kesaskralan dalam tradisi masihlah minim. Untuk itu, mereka mengajak untuk semua pihak mulai membuka jendela penelitian baru terkait antrobotani dan etnobotani.
Baca Juga: Para Peneliti Akhirnya Berhasil Menanam Tumbuhan di Luar Angkasa
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR