Uni Soviet memasuki kawasan itu dengan tujuan untuk menahan kota, garnisun, dan lapangan udara. Sedangkan angkatan bersenjata Afganistan memerangi Mujahidin di kawasan pedesaan.
Rupanya, tetangga-tetangga Afganistan tidak nyaman dengan serangan Soviet. Pakistan merasa tidak aman karena musuh bebuyutannya, India, lebih dekat dengan Barat, dan mereka sendiri harus mengimbanginya menjadi negara Islam agar mendapat dukungan negara Muslim di seluruh dunia.
Iran yang sedang berperang dengan Irak (negara yang mengandalkan senjata Soviet) juga merasa hal yang sama. Maka dengan lekas Iran dan Pakistan memberikan bantuan kepada Mujahidin.
Baca Juga: Lelah Berperang, Ini Detik-detik Soviet Mundur dari Afghanistan 30 Tahun Lalu
Kemudian negara-negara yang memiliki masalah dengan Uni Soviet, seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, Inggris, Prancis, Italia, Arab Saudi, dan Mesir, juga mulai menyalurkan bantuan militer ke Mujahidin melalui Pakistan.
"Penilaian Pakistan adalah bahwa Uni Soviet telah datang ke Afganistan untuk tinggal dan itu adalah kepentingan terbaik Pakistan untuk mendukung para Mujahidin yang tidak akan pernah menerima kehadiran Soviet," terang Grau.
"Pakistan Inter-Services Intelligence Agency (ISI) mulai menyalurkan bantuan melalui berbagai faksi politik Afganistan yang bermarkas di Pakistan."
Amerika Serikat dan Inggris memberikan bantuan senjata dan perlengkapan, walau seringkali bantuan yang tersedia ternyata tidak sesuai keinginan para komandan Mujahidin. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab memberikan bantuan dana. Sedangkan Tiongkok juga membantu dana, dengan tujuan menguasai pengaruh perekonomian komunis.
Baca Juga: Gadis Afghanistan Terpaksa Hidup dan Berdandan Seperti Laki-laki, Mengapa?
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR