90 persen lebih warga di 12 kota besar di Indonesia pernah menyantap nasi uduk. Boleh dibilang inilah salah satu kuliner yang paling dikenal di berbagai kota hampir di seluruh wilayah Nusantara dengan kekhususan cita rasanya sendiri.
Mulanya nasi uduk merupakan makanan warga Melayu. Tetapi sekarang nasi uduk sudah menjadi makanan yang kian menjamur di tiap daerah, terutama adalah Pulau Sumatra sampai Jawa. Migrasi turut membawa nasi uduk "hijrah" ke banyak tempat di mana ia mengalami pembauran (akulturasi), dan menghasilkan olahan nasi uduk dengan ciri yang berbeda-beda.
Sebut saja beberapa jenis nasi uduk yang sudah terkenal enak—nasi uduk khas Medan, nasi uduk khas Lampung, dan tidak ketinggalan nasi uduk khas Betawi.
Nasi uduk dibuat dari bahan dasar nasi putih, yang diaron dan dikukus dengan santan kelapa hingga rasanya gurih dan beraroma harum. Kukusan nasi tersebut dibumbui dengan variasi rempah: pala, kayu manis, jahe, daun serai, daun salam, dan merica. Sesuai selera.
Makanan ini kemudian dapat dihidangkan komplet bersama dengan tahu dan tempe goreng, irisan telur dadar, bawang goreng, timun dan sambal kacang, emping goreng, serta tambahan lauk lainnya.
Nasi uduk sudah menjelma menu sehari-hari. Biasanya menjadi opsi makanan di pagi hari untuk sarapan, bisa pula malam hari untuk makan malam. Di Ibu Kota, sudah banyak tempat yang legendaris menyajikan menu utama nasi uduk.
Warung nasi uduk Betawi "Bang Ama" yang berada di daerah Kemandoran, Jakarta Selatan, adalah contoh salah satu yang direkomendasikan. Nasi uduknya merupakan favorit para penggemar masakan Betawi asli karena bisa makan ditemani lauk-lauk standar Betawi seperti semur jengkol, ayam goreng, hingga pindang bandeng.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR