Pulau Nipa (kadang ditulis Nipah) merupakan salah satu wilayah yang harus dijaga oleh Gugus Tugas Pengamanan (Guskamla) Laut RI. Sebab, pulau ini merupakan salah satu titik perbatasan Indonesia dengan Singapura.
Ia berjarak 38 kilometer sebelah barat kota Batam dan14 kilometer dari barat daya Pulau Jurong milik Singapura. Nipa memiliki lanskap mencolok berupa mercusuar dengan tulisan vertikal Republik Indonesia. Tanda lain yang bisa dikenali berupa papan bertulis "Korps Marinir TNI-AL Satuan Pengamanan Pulau Nipa".
Bukan perkara mudah untuk mencapai pulau ini. Dibutuhkan keinginan bertualang karena Anda harus berganti-ganti moda dari Tanjung Pinang via Batam. Sesudah menjejakkan kaki di Nipa, Anda bertemu dengan kerasnya alam karena tidak ada air tawar. Lantaran pulau ini merupakan hasil reklamasi maka tak bisa ditemui sumber air dari dalam tanah.
Alhasil, di setiap sudut barak penjagaan TNI (ya, di sini berdiri pos-pos penjagaan TNI AL) ditemui tong-tong penampung air hujan berukuran besar. Kebutuhan logistik didatangkan dari Batam melalui jalur reguler.
Tapi dalam kondisi darurat, mau tak mau jalur non-reguler harus ditempuh. Caranya dengan menyewa kapal berukuran kecil. "Biayanya bisa lebih dari Rp1 juta untuk sekali jalan, bukan untuk pulang-pergi," kata Letda Laut (P) Philipus E.S, komandan pos AL. Kendala lain? Terbatasnya pasokan listrik.
Secara fisik pulau ini terlihat cukup besar, tapi ini bukanlah sosok aslinya. Kurang lebih sepuluh tahun lalu, dalam kondisi laut pasang, luasan pulau hanya mencapai 0,62 hektare. Sementara saat surut, luasan berubah menjadi 60 hektare.
Tahun 2004, pemerintah pusat melaksanakan reklamasi dengan meninggikan pulau sampai lebih dari lima meter. Hal ini membuat luasan pulau tetap berada pada angka 60 hektare, baik dalam kondisi pasang maupun surut. Berdekatan dengan Pulau Nipa, masih ada lagi Pulau Ronde serta Pulau Berhala yang memiliki klasifikasi hampir sama dengannya.
(Artikel ini merupakan saduran dari Majalah Commando edisi No.2 Th VIII 2011 dengan judul asli Menjaga Nipah demi NKRI)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR