Tepat pada 1 Agustus 1914, Perang Dunia I merambah di Eropa. Setelah Austria dan Hungaria mengumumkan perang pada Serbia, Rusia dan Jerman ikut melancarkan perang satu sama lain.
Perang yang kemudian dinamai "The Great War" ini berlangsung sejak 28 Juli 1914 hingga 1 November 1918 dengan korban jiwa lebih dari 20 juta orang, sipil dan militer. Bagi penulis ternama asal Inggris, HG Wells, PD I bisa "memadamkan" seluruh perang di muka bumi ini karena kebesaran skalanya.
Di mata Wells dan beberapa pihak yang setuju dengannya, PD I tampak sebagai perang dengan model yang benar-benar baru. Negara-negara yang terlibat seperti mempertontonkan taktik-strategi, kekuatan, dan persenjataan yang terbaru. Tanpa peduli seberapa besar jumlah korban dan kehancuran yang bakal ditimbulkan.
Uji coba senjata
PD I memang praktis jadi ajang uji coba pertama senjata-senjata hasil pengembangan dari era revolusi industri yang belum lama melanda Eropa dan Amerika. Senjata dikembangkan berdasarkan karakter medan, kebutuhan infanteri, kelemahan senjata terdahulu, serta gaya ofensif yang terbaru.
Di antara arsenal yang mulai dicobakan adalah ranjau berkawat (barbed wire) yang menjebak pasukan dalam jumlah banyak, meriam artileri yang lebih kuat dibanding buatan tahun 1870-an, senapan mesin, dan tank-tank masif bersosok unik.
Para jenderal ingin melihat letalitas dan efektivitas senjata-senjata tersebut. Mereka ingin melihat pula peran fasilitas pendukung modern yang baru pertama kali dicobakan dalam perang, macam telepon dan radio wireless.
Di lain pihak, PD I juga memunculkan kendaraan angkut yang tidak lagi digerakkan kuda, tapi oleh mesin. Diesel bahkan memungkinkan terciptanya kapal selam --musuh mematikan dari kapal-kapal perang yang meraja dalam perang-perang sebelumnya.
Luar biasa juga dalam PD I adalah penggunaan pesawat-pesawat terbang. Meski mash sederhana, pesawat-pesawat ini bisa mempertunjukkan keunggulan dibanding arsenal darat dan laut manapun.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR